@thesis{thesis, author={Utomo Yoseph Budi}, title ={Luaran Klinis Pasien Gagal Jantung Yang Mendapat Terapi Angiotensin-Converting Enzyme (Ace) Inhibitor Dosis Optimal}, year={2017}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9405/}, abstract={Latar Belakang: Gagal jantung mengakibatkan penurunan kualitas hidup, intoleransi terhadap aktivitas, seringnya keluar masuk rumah sakit, dan peningkatan angka mortalitas. ACE inhibitor dosis optimal terbukti menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pasien gagal jantung, namun kenyataannya hanya sepertiga dari pasien gagal jantung yang menerima ACE inhibitor dosis optimal. Tujuan: Menilai luaran klinis pemberian ACE inhibitor dosis optimal pada pasien gagal jantung yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kohort prospektif, berlokasi di RS Saiful Anwar Malangpada bulan Oktober 2016 sampai Agustus 2017. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling pada semua pasien gagal jantungyang rawat inap di RS Saiful Anwar Malang, yaitu sebanyak 300 pasien. Kriteria inklusi penelitian ini adalah semua pasien gagal jantung berusia di atas 18 tahun dengan klasifikasi ACCF/AHA minimal stage C NYHA kelas I yang dirawat oleh dokter penanggung jawab pelayanan utama pasien adalah dokter spesialis jantung dan mendapat terapi ACE inhibitor. Selain itu juga pasien bersedia menandatangani informed consent penelitian. Diagnosis gagal jantung berdasarkan kriteria Framingham, dimana didapatkan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor.Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia menandatangani informed consent penelitian, tidak mendapat terapi ACE inhibitor, atau terdapat kontraindikasi pemberian ACE inhibitor.Data dilakukan coding dan dianalisis menggunakan cut off signifikansi sebesar p ≤ 0.05. Uji analisis menggunakan chi-square untuk menganalisis asosiasi antara dua variabel kategorial. Analisis dilakukan dengan software SPSS versi 22.Luaran klinis yang diukur adalah angka kematian karena penyebab kardiovaskular pada saat dirawat dan 30 hari setelah keluar dari rumah sakit dan angka rehospitalisasi pasien dalam 30 hari setelah keluar dari rumah sakit. Hasil: Dari 300 sampel penelitian, yang mendapat terapi ACE inhibitor sebanyak 171 orang. Pasien yang mendapat terapi ACE inhibitor dosis optimal saat dirawat sebanyak 29 orang. Usia rata-rata dalam penelitian ini 58 ± 12 tahun, dan 61,4% adalah laki-laki. Terdapat penurunan mortalitas saat dirawat yang signifikan pada kelompok yang mendapat ACE inhibitor dosis optimal (p = 0,009). Sedangkan mortalitas 30 hari setelah keluar dari rumah sakit dan rehospitalisasi juga menurun pada kelompok yang mendapat ACE inhibitor dosis optimal namun tidak signifikan (p = 0,375 dan p = 0,184). Ramipril dosis xiii optimal (grup carboxylat) lebih superior dibandingkan dengan captopril (grup sulfhydril) dalam penurunan angka mortalitas saat dirawat (p = 0,032). Kesimpulan: Pasien gagal jantung yang diterapi dengan ACE inhibitor dosis suboptimal memiliki resiko mortalitas dan rehospitalisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diterapi dengan ACE inhibitor dosis optimal} }