@thesis{thesis, author={Jeremia Kevin S}, title ={Hubungan Ambang Dengar Dengan Klirens Kreatinin Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik}, year={2017}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9449/}, abstract={GangguanҐpendengaranҐdapatҐmenurunkan kualitasҐhidupҐpenderitanya. SaatҐini penatalaksaan utama adalah deteksi dini pada populasi Ґberesiko. Beberapa faktorҐresiko gangguan pendengaran yang dimiliki oleh penyakit ginjal kronik. Menurut WHO, gangguan pendengaranҐmempengaruhi 360 juta jiwa pada tahun 2011 atau setara 5,3% populasi dunia. Penyebab pasti dan patogenesisҐgangguan pendengaran pada penderita penurunan fungsi ginjal belum diketahui. Vilayur Ґmenduga penurunan Ґklirens kreatinin sebagai penyebab tuli sensorineural pada PGK. . Klirens kreatinin dapat dinilai melalui laju filtrasi glomerulus pada pasien. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Ґepidemiologis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk memahami hubungan antara klirens kreatinin dengan nilaiҐambang dengar pada penderita penyakit ginjal kronik. Dan dilakukan pengolahan data secaraҐdeskriptif, untuk melihatҐprevalensi kejadian tuli dan korelasi klirens kreatinin dengan nilai ambang dengar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada laju filtrasi glomerulus pada pasien dengan ambang dengar normal dan tuli. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah prevalensi tuli pada penderita penyakit ginjal kronikҐadalah 47,2%. LajuҐfiltrasi glomerulus pasien tuli lebih rendah daripada telinga normal pada penyakit ginjalҐkronik, namun tidak Ґbermakna (p> 0,05). Laju filtrasi glomerulus berkorelasi positif terhadap ambang dengar pada penyakit ginjalҐkronik, namun memilikiҐkorelasi yang tidak bermakna (p>0,05).} }