@thesis{thesis, author={Sabina Irza Izmi}, title ={Analisis Market Overreaction Terhadap Pemilu Amerika 2016 Dan Trump Effect (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam LQ45 Periode Agustus 2016 – Januari 2017)}, year={2018}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9549/}, abstract={Market overreaction merupakan sebuah anomali dimana investor bereaksi berlebihan terhadap suatu informasi. Fenomena market overreaction ini biasanya diikuti dengan pergerakan harga dengan arah sebaliknya atau yang lebih sering disebut dengan price reversal. Price reversal adalah suatu keadaan dimana saham-saham yang memberi tingkat pengembalian rendah (loser), pada periode berikutnya memberi tingkat pengembalian yang tinggi, dan saham-saham yang awalnya memberikan tingkat pengembalian tinggi (winner), pada periode berikutnya akan memberikan tingkat pengembalian yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi gejala market overreaction yang disebabkan oleh peristiwa Pemilu Amerika Serikat 2016 dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Sampel saham dibagi menjadi sampel winner dan loser berdasarkan pada ranking CAR (Cumulative Abnormal Return) pada periode sebelum dan setelah pemilu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji One Sample T-Test (Two Tailed) untuk menguji apakah terjadi market overreaction pada saham winner dan loser, sedangkan Uji Paired Sample T-Test digunakan untuk melihat apakah terjadi price reversal pada saham winner dan loser. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah saham Indeks LQ45 periode Agustus 2016 – Januari 2017, karena peristiwa pemilu Amerika Serikat dilaksanakan pada bulan November 2016 yang termasuk dalam periode tersebut. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria perusahaan yang melakukan ekspor ke Amerika Serikat dan perusahaan yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat (Investor/hubungan kerjasama). Berdasarkan kriteria, terpilihlah 6 perusahaan sampel. Market overreaction hanya ditemukan pada saham winner pada periode setelah pemilu. Penelitian ini tidak menemukan terjadi nya price reversal pada saham winner maupun saham loser. Hal tersebut disebabkan hanya 1 sampel saham yang mengalami market overreaction yang ditandai dengan peningkatan rank CAR secara ekstrim, sedangkan saham-saham lain tidak menunjukkan hal tersebut.} }