@thesis{thesis, author={Saranga Rudi}, title ={Karakteristik Spesies Penyusun Dan Beberapa Parameter Biologi Ikan Selar (Famili Carangidae) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung}, year={2017}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9656/}, abstract={Peneliti mencatat ada sekitar 2.500 spesies ikan laut hidup di perairan Indonesia dan dalam statistik hasil tangkap perikanan laut Indonesia hanya mengelompokkan ke dalam 92 kategori nama kelompok ikan dan bukan berdasarkan jenis ikan. Hal ini sebuah kontradiktif, karena pemberian nama spesies ikan bukan didasarkan pada jenis spesies ikan, tetapi lebih didasarkan pada kategori atau nama kelompok ikan, sehingga untuk satu nama kelompok ikan bisa terdiri dari beberapa spesies. Ikan selar merupakan salah satu ikan hasil tangkap perikanan laut Indonesia kategori pelagis kecil yang terdiri dari 2 kelompok yakni selar dan bentong, tetapi umumnya hanya disebut sebagai ikan selar saja. Hasil studi pendahuluan terkait spesies penyusun ikan selar yang didaratkan di PPS Bitung, mengindikasikan bahwa ada 4 jenis ikan selar berdasarkan identifikasi morfologi yakni Tude, Oci, Tude Batu dan Ekor Kuning Napo. Untuk mendapatkan karakteristik keempat jenis ikan selar dilakukan kajian morfologi, morfometrik, meristik, dan genetik. Sedangkan parameter biologi melalui kajian reproduksi, pertumbuhan, kohort, rekrutmen, dan status pengusahaan. Penelitian bertujuan (1) menemukan dan menganalisis karakteristik spesies penyusun ikan selar yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung melalui pendekatan morfologi, khususnya morfometrik dan meristik; (2) mendapatkan dan menganalisis karakteristik genetik dan konfirmasi spesies secara genetik melalui analisis DNA region COI; (3) mendapatkan dan menganalisis beberapa parameter biologi dari masing-masing jenis ikan selar; (4) menganalisis status pengusahaan sumberdaya ikan selar di perairan sekitar Bitung berdasarkan informasi biologi. Peneltian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung menggunakan metode survei deksriptif. Kajian karakteristik spesies dengan melakukan studi literatur sejarah nomenklatur dan taksonomi masing-masing spesies ikan selar, kajian morfologi melalui identifikasi morfometrik melalui principal component analysis (PCA), hierarchical cluster analysis, anova K-means cluster, dan meristik, serta kajian genetik menggunakan 4 sampel DNA dengan analisis DNA-COI. Kajian karakteristik biologi meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, hubungan panjang berat, ukuran ikan pertama kali matang gonad, ukuran ikan pertama kali tertangkap, pola pertumbuhan, kelompok ukuran ikan, dan rekrutmen. Hasil penelitian mendapatkan bahwa secara morfologi terdapat 4 spesies penyusun ikan selar yang tertangkap di perairan sekitar Bitung, dengan nama lokal Tude, Oci, Tude Batu, dan Ekor Kuning Napo. Hasil analisis PCA mendapatkan ke 4 kelompok spesies, sedangkan analisis hierarchical cluster mendapatkan 3 kelompok dan Anova K-means Cluster mendapatkan 12 karakter morfologi yang berbeda dan 6 karakter yang sama. Hasil analisis DNA region COI mendapatkan 3 spesies ikan selar yang tertangkap di perairan sekitar Bitung, yakni jenis Tude dan Oci yang selama ini dianggap sebagai spesies yang berbeda merupakan spesies yang sama yakni Selar crumenophthalmus dengan nilai similaritas 99%. Jenis Tude Batu merupakan spesies Selar boops, dan jenis Ekor Kuning Napo merupakan spesies Selaroides leptolepis. Nibah kelamin jantan lebih besar dari betina pada S. crumenophthalmus dan S. boops, sedangkan pada S. leptolepis ikan betina lebih besar, tetapi secara umum perbandingan ikan jantan dan betina stabil yakni 1:1. Pola pertumbuhan alometrik positif untuk semua jenis ikan dengan nilai b>3, yang menginformasikan bahwa pertambahan beratnya lebih cepat dari pertambahan panjangnya. Identifikasi histologi gonad seluruh jenis ikan selar termasuk tipe pemijahan asinkronisasi (partial spawning) yakni perkembangan oosit pada stadia yang berbeda satu satu ovarium. Puncak musim pemijahan S. crumenophthalmus dua kali setahun dan S. boops sekali dalam setahun. Ukuran pertama kali matang gonad dan pertama kali tertangkap S. crumenophthalmus 17,63 cm dan 15,93 cm sedangkan S. boops 16,30 cm dan 15,10 cm. Laju pertumbuhan S. crumenophthalmus Lt = 25,50 (1–exp-1,01[t –(-0,016]) dan S. boops Lt = 26,40 (1–exp-1,70[t-(-0,184]). Penambahan individu baru tertinggi ke terendah S. crumenophthalmus terjadi pada bulan Juli, Juni, dan September, sedangkan S. boops terjadi pada bulan Juli, Mei, dan April. Status pengusahaan yang dilakukan kurang baik, karena ukuran ikan pertama kali tertangkap lebih kecil dari ukuran pertama kali matang gonad (Lc