@thesis{thesis, author={Sangaji Fayakun}, title ={Pengaruh Variasi Tegangan Dan Suhu Pada Proses Electropolishing Terhadap Kekasaran Permukaan Material Stainleess Steel AISI 316L}, year={2018}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9666/}, abstract={Electropolishing merupakan proses finishing permukaan secara electrochemical untuk mencapai surface roughness rendah. Material yang akan di-polish dihubungkan pada anoda dalam sel elektrolisis, sedangkan logam sejenis dihubungkan pada katoda. Anoda dan katoda bekerja di dalam cairan electrolyte (Núñez dkk, 2013). Proses electropolishing menggunakan arus searah (direct current) dengan rapat arus tertentu dan dijaga kestabilannya. Salah satu hasil produksi dari industri baja yang dapat dimanfaatkan pada sebagian besar bidang adalah stainless steel 316L, salah satu diantaranya pada bidang medis yaitu bedah ortopedi sebagai biomaterial. Biomaterial adalah material yang mengalami kontak langsung dengan sistem biologis pada makhluk hidup, material tersebut diharuskan memiliki beberapa persyaratan, antara lain tidak menimbulkan pengaruh buruk pada tubuh, memiliki ketahanan terhadap korosi dan memiliki kekuatan yang baik terutama kekuatan fatiq dan ketangguhan. stainless steel 316L nantinya akan berkontak langsung dengan tulang dan bagian tubuh dalam lainnya sehingga harus mempunyai kekasaran permukaan yang rendah. Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi kekasaran pada permukaan stainless steel adalah dengan metode electropolishing Studi ini meneliti variasi parameter berupa tegangan 4,6,8 volt dan suhu larutan 40°C, 50°C dan 60°C dengan mengunakan larutan electrolyte asam H2SO4 96% dan H3PO4 85% dengan perbandingan 1:1, telah terbukti dapat menurunkan tingkat nilai kekasaran permukaan sesuai meningkatnya variasi parameter. Selain dilakukan pengukuran kekasaran juga dilakukan uji SEM untuk lebih memperjelas hasil yang didapatkan. Hasil percobaan memberikan informasi bahwa pengaruh tingginya tegangan dan suhu pada proses electropolishing mengakibatkan penurunan nilai dari surface roughness stainless steel 316L. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan0variasi tegangan dan suhu0didapatkan bahwa, Semakin besar tegangan dan suhu yang diberikan pada saat pengujian menyebabkan reaksi kimia berlangsung lebih cepat. Karena prinsip dari electropolishing menyerupai prinsip pada elektrolisis, yaitu merubah energi listrik menjadi reaksi kimia. Pada elektrolisis reaksi redoks tidak berlangsung secara spontan, sehingga diperlukan energi agar terjadi reaksi kimia. Maka dari itu, semakin besar energi listrik (tegangan) yang diberikan maka semakin banyak pula elektron yang di lepaskan, menyebabkan reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat. Juga tinggi nya suhu yang diberikan menyebabkan energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Sehingga permukaan akan lebih cepat mengalami pengikisan. Dengan lebih tingginya tegangan dan suhu pada proses yang diberikan maka permukaan spesimen yang terkikis akan semakin halus dan kekasaran permukaan yang dihasilkan menjadi rendah.} }