@thesis{thesis, author={Utami Tadya Aulia}, title ={Analisis Daya Saing Ekspor Biji Dan Produk Olahan Kakao Indonesia (Periode Tahun 2012-2016)}, year={2017}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9709/}, abstract={Kakao adalah salah satu komoditas ekspor pertanian andalan Indonesia karena Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Dilihat dari luas areal, perkebunan kakao menempati urutan keempat terbesar untuk sektor perkebunan setelah perkebunan kelapa sawit, kelapa dan karet. Meski Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun yang paling banyak di ekspor oleh Indonesia masih berupa biji kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi daya saing biji dan produk olahan kakao Indonesia di pasar internasional selama periode 2012-2016 serta untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa meningkatkan daya saing biji dan produk olahan kakao Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan dan Diamond Porter Theory. Sumber data berupa data sekunder yang di peroleh dari BPS, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Food and Agriculture Organization, International Cocoa Organization, Internasional Trade Center, UN Comtrade Database, World Trade Organization, dan World Bank. Hasil dari metode RCA diketahui bahwa keunggulan komparatif Indonesia kuat untuk komoditi kulit kakao (HS 1802), pasta kakao (HS 1803), lemak kakao (HS 1804) dan bubuk kakao (HS 1805). Sedangkan biji kakao (HS 1801) dan cokelat (HS 1806) masih lemah. Hasil dari perhitungan ISP dapat diketahui bahwa tahun 2016 Indonesia lebih sebagai negara pengekspor untuk kulit kakao (HS 1802), pasta kakao (HS 1803), lemak kakao (HS 1804) dan bubuk kakao (HS 1805). Sedangkan untuk biji kakao (HS 1801) dan cokelat (HS 1806) Indonesia cenderung sebagai pengimpor. Dengan Teori Berlian Porter, diketahui faktor-faktor yang mendukung daya saing kakao Indonesia adalah faktor produksi, yaitu Indonesia memiliki sumber daya alam dan SDM yang melimpah; faktor industri pendukung dan terkait, adanya lembaga Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) yang memberikan bantuan inovasi teknologi untuk alat-alat yang digunakan mengolah kakao mentah menjadi produk jadi serta memberikan penyuluhan dan informasi kepada petani guna meningkatkan mutu dan produktivitas biji dan produk olahan kakao Indonesia; dan faktor kesempatan, Indonesia memiliki peluang bersaing di pasar internasional karena Indonesia memiliki luas areal perkebunan yang luas dan produksinya yang melimpah sehingga Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia.} }