@thesis{thesis, author={Aprianto Aryo}, title ={Pengaruh Depth of cut Terhadap Kekasaran Permukaan Alumunium 6061 pada Proses End Milling dengan Peredaman Magnet Permanen}, year={2018}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9742/}, abstract={Seiring dengan perkembangan teknologi dalam bidang manufaktur (pembuatan produk), proses permesinan manual sudah mulai tergantikan oleh proses pemesinan otomatis. Meskipun di Indonesia proses pemesinan manual lebih sering digunakan akibat dari efek biaya. Pemesinan otomatis lebih banyak digunakan oleh industri-industri skala besar yang menuntut kecepatan produksi dan kepresisian hasil produksi, namun ada salah satu kendala yang harus dihadapi, yaitu getaran permesinan yang terjadi pada pahat (machine tool) atau disebut juga chatter. Chatter pada proses permesinan disebabkan oleh kontak langsung dari pahat dengan permukaan material atau benda kerja. Pada proses permesinan milling, getaran yang timbul disebabkan oleh gaya pemotongan yang terjadi secara periodik. Peningkatan fenomena chatter mengakibatkan hasil permukaan benda kerja yang kasar dan bergelombang bahkan sampai terjadinya perubahan geometri secara signifikan yang tidak diinginkan. Salah satu metode chatter control adalah menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen yang dipasang didekat pahat milling. Medan magnet dapat mereduksi amplitudo chatter sehingga dapat meningkatkan kualitas dari permukaan produk dan menghasilkan geram yang lebih seragam. End milling adalah pahat pada proses frais yang biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Pada proses permesinan logam terdapat hambatan seperti getaran yang terjadi pada pahat biasa disebut chatter. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dept of cut dan penggunaan magnet pemanen sebagai peredam getaran pada proses end milling terhadap kekasaran permukaan al-6061. Parameter pemesinan yang ditentukan pada penelitian ini adalah spindle speed 700 rpm dan feed rate 70 mm/menit. Variasi yang digunakan adalah depth of cut 5, 10, dan 15 mm dan kekuatan medan magnet 0 Gauss dan 14,3 Gauss. Langkah pemakanannya searah sumbu Y. Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan surface roughness tester. Getaran diukur pada sumbu Y dengan vibration meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa depth of cut berpengaruh terhadap kekasaran permukaan, dimana semakin meningkatnya depth of cut maka kekasaran permukaan akan meningkat. Kekasaran permukaan terendah dihasilkan pada depth of cut 5 mm yaitu tanpa magnet 0,493 μm dan dengan magnet 0,458 μm, sedangkan kekasaran permukaan tertinggi dihasilkan pada depth of cut 15 mm pada tanpa magnet 0,591 μm dan dengan magnet 0,557 μm. Penggunaan magnet sebagai peredam pada proses end milling dengan variasi depth of cut dapat mengurangi chatter yang terjadi dan mengurangi kekasaran permukaan.} }