@thesis{thesis, author={Sunansyah Haris}, title ={Prinsip Struktur Rumah Srotong Suku Samin Sebagai Dasar Perancangan Rumah Tinggal Tahan Gempa}, year={2018}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9769/}, abstract={Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki bentang alam yang luas. Memiliki keanekaragaman budaya serta kekayaan alam yang melimpah. Di sisi lain, secara geografis Indonesia berada pada zona tektonik aktif yang menyebabkan wilayah-wilayah di Indonesia rentan terhadap ancaman bencana gempa bumi. Rumah tinggal yang merupakan kebutuhan pokok penduduk adalah objek yang seringkali terkena dampak dari bencana gempa bumi. Sehingga hal ini perlu diantisipasi sebagai upaya mengurangi dampak gempa bumi melalui rancangan bangunan rumah tinggal yang mampu tanggap dan tahan terhadap gaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Dalam penelitian ini, studi berfokus pada objek rumah adat suku Samin yang terdapat di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Salah satu kekayaan arsitektur Nusantara di bumi Jawa yang berada di wilayah dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini berfokus pada kajian seberapa mampu rumah adat suku Samin memberikan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahananannya terhadap gaya-gaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Faktor-faktor tersebut kemudian diambil menjadi prinsip dasar dalam merancang rumah tinggal tahan gempa. Rumah adat Suku Samin yang disebut dengan rumah Srotong memiliki faktor-faktor yang menyebabkannya mampu menanggapi gaya gempa. Faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan syarat dan prinsip tahan gempa dari kajian beberapa teori. Prinsip tahan gempa yang ada pada rumah Srotong suku Samin diantaranya: denah dan bentuk yang sederhana; material yang memiliki susunan berat jenis terberat di bawah dan semakin ringan ke atas; serta struktur dan konstruksi yang bersifat mereduksi gaya horizontal. Prinsip-prinsip yang ada pada rumah Srotong tersebut kemudian dapat menjadi acuan dalam rancangan rumah tinggal tahan gempa. Penyesuaian prinsip-prinsip tersebut tetap diperlukan agar dapat dicapai baik dari segi mendapatkan kebutuhan ruang yang lebih sesuai, penyesuaian terhadap kemudahan mendapat material, serta penyesuaian material terhadap konstruksi yang dipersyaratkan.} }