@thesis{thesis, author={Saputra Teguh Dwi}, title ={Investigasi Rongga dan Kedalaman Retak pada Balok Beton dengan UPE dan UPV}, year={2018}, url={http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9851/}, abstract={Kualitas dari sebuah beton dalam sebuah struktur sangat ditentukan dari proses perencanaan dan pelaksanaan dari beton tersebut. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan retak dan rongga muncul. Hal ini tentu saja sangat membahayakan karena kapasitas struktur pasti berkurang. Oleh karena itu, saat ini ada metode pengecekan kualitas sebuah beton dengan menggunakan prinsip gelombang ultrasonik, yaitu UPV (Ultrasonic Pulse Velocity) dan UPE (Ultrasonic Pulse Echo). Akan tetapi perlu diketahui hubungan antara hasil yang digambarkan oleh kedua alat tersebut dengan keadaan riil di lapangan. Pada penelitian ini proses validasi alat UPE dan UPV dilakukan dengan pembuatan 2 jenis benda uji. Yaitu 2 buah benda uji blok beton untuk pengujian rongga (UPE) dan 5 buah benda uji balok untuk pengujian kedalaman retak (UPV). Pada masing-masing sampel telah diberi perlakuan sehingga dapat menggambarkan rongga dalam beton dan juga kedalaman retak sesuai rencana yang ada. Pada benda uji blok beton, pada saat pengecoran akan ditambahkan pipa pvc, pipa besi, maupun tulangan besi yang dapat mewakili rongga-rongga dalam beton. Sedangkan untuk pengujian kedalaman retak sendiri digunakan melamin pada saat pengecoran dimana nantinya melamin tersebut akan dicabut sehingga mampu membuat kedalaman retak sesuai rencana. Pada pengujian rongga dengan alat UPE akan didapatkan gambar hasil pembacaan alat UPE dan akan terbaca bahwa rongga yang dapat memantulkan gelombang ultrasonik akan memiliki warna yang berbeda. Untuk mengetahui perbandingan antara hasil yang terbaca dengan alat UPE dengan keadaan sebenarnya maka dilakukan dengan sistem koordinat. Dimana nantinya akan didapatkan koordinat sumbu X dan sumbu Y baik untuk hasil pembacaan dan koordinat sebenarnya. Setelah itu akan dilakukan analisis berupa kesalahan relatif dengan membandingkan kedua nilai koordinat yang ada. Masing-masing pada sumbu X dan juga sumbu Y. Pada pengujian kedalaman retak, pada awalnya akan ditetapkan dulu jarak X1 dan X2 pada tranducer dimana pada penelitian ini digunakan jarak 5 cm untuk X1 dan 10 cm untuk X2 dimana jarak tersebut merupakan jarak terdekat yang bisa dipakai pada alat UPV. Untuk setiap kedalaman retak yang diuji, pembacaan masing-masing akan dilakukan 2 kali dimana nantinya akan langsung didapat hasil kedalaman retak yang akan ditampilkan di alat. Sehingga nantinya akan langsung didapatkan hasil kedalaman retak pengujian UPV dan dapat langsung dibandingkan dengan kedalaman retak sebenarnya. Dimana nantinya kedua nilai tersebut dibandingkan untuk mendapatkan nilai kesalahan relatif. Pembahasan pada hasil pengujian UPV dan UPE yang didapatkan adalah berupa kesalahan relatif. Pada penelitian ini didapatkan bahwa untuk kesalahan relatif alat UPE pada sumbu X adalah sebesar 4,99%, pada sumbu Y sebesar 17,31%. Sedangkan pada pengujian kedalaman retak nilai kesalahan relatif adalah sebesar 15,34%. Setelah itu, dilakukan analisis ragam untuk mengetahui apakah hasil pengujian dengan alat UPE dan UPV konsisten. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa alat UPE dapat secara konsisten menggambarkan keadaan rongga yang ada di dalam beton. Sedangkan untuk alat UPV hasil menunjukkan adanya ketidakkonsistenan. Banyak hal yang memengaruhi hasil- hasil yang telah disebutkan diatas sebelumnya. Diantaranya yaitu jarak antar retak yang terlalu dekat, adanya kepadatan yang berbeda didalam beton, dan masih adanya melamin yang tertinggal dibagian dalam.} }