@thesis{thesis, author={Ismijaya W S Rian}, title ={Pengaruh Pelarut Ethanol dan Dietil Eter Pada Ekstraksi Capsicum Oleoresin Dari Berbagai Macam Cabai Dengan Metode Maserasi}, year={2014}, url={http://repository.ubharajaya.ac.id/10640/}, abstract={Cabai merniliki kandungan Capsaicin, Capsicin, Capsatin, Capsarubin, Caroten, Carotenoid. Capsaicin apabila diekstrak dengan pelarut tertentu akan menghasilkan oleoresin. Oleoresin merupakan campuran minyak dan resin yang diperoleh dari hasil ekstraksi. Ketersediaan cabai di Indonesia cukup melimpah. Pada saat musim panen seringkali ditemukan kendala dalam pengangkutan maupun penyimpananya, kendala tersebut yaitu tetjadjnya pembusukan. DaJam peneJitian ini dilakukan pengolahan cabai dalam bentuk oleoresin. Ekstraksi dilakukan pada tiga jenis cabai dan dua perlakuan. Yaitu cabai merah, cabai keriting, dan cabai rawit merah dengan perlakuan perulangan ekstraksi sebanyak satu kali, dan dua kali pada masing-masing cabai. Bahan yang ditambahkan kedalam pelarut etanol dengan perbandingan I :4, begitu juga dengan pelarut dietil eter. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan variasi waktu 4 jam dan 8 jam. Analisis yang dilakukan adalah pengujian mutu oleoresin cabai yaitu penghitungan rendemen, kadar capsaicin, tingkat kepedasan, kelarutan dalam air, dan pH. Hasil penelitan menunjukan bahwa interaksi antara jenis cabai dan jumlah perulangan ekstraksi berpengaruh nyata terhadap hasil yang diperoleh. Hasil uji cabai rawit merah sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh Chillies Export House LTD, dilihat dari hasil uji tingkat kepedasan, dan rendemen. Yaitu pada ekstraksi selama 8 jam ke I memiliki tingkat kepedasan 720.000 SHU, dan rendemen 25,44%. Kata Kunci : Oleoresin, Cabai, Capsaicin} }