@thesis{thesis, author={Elisabeth and Heppy Natalisa Irianti Putri and Maria N. }, title ={Kajian penggunaan eritropoietin terhadap pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit William Booth Surabaya}, year={2019}, url={http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/20144/}, abstract={Gagal ginjal terbagi menjadi 2 macam, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik merupakan proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Pasien dengan gagal ginjal seringkali mengalami anemia, terutama pasien yang menjalani hemodialisis. Salah satu terapi anemia pada pasien gagal ginjal kronik adalah dengan menggunaan terapi eritropoietin untuk meningkatkan hemoglobin pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan eritropoietin pada pasien gagal ginjal kronik di RS William Booth Surabaya periode 1 Januari 2018 ? 31 Mei 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif dengan analisis dekskriptif untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronik setelah mendapat eritropoietin. Data diperoleh dari instalasi rekam medik RS William Booth Surabaya. Data diambil dan dicatat dari dokumen rekam medis mengenai kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisis. Sampel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 24 pasien. Hasil penelitian secara deskriptif dapat menjelaskan adanya perbedaan kadar Hb pada pasien dengan terapi eritropoietin yang dilihat setiap bulannya dengan kadar Hb 9,01-10,0 g/dl (50%) dan frekuensi terbesar berdasarkan umur terdapat pada usia 51-60 tahun, sebesar 54%. Penggunaan eritropoietin tebanyak adalah jenis eritropoietin alfa (79%), dosis yang paling banyak digunakan adalah 3000 IU (50%).} }