@thesis{thesis, author={Joshua Okta and Susana }, title ={Pengaruh perbedaan konsentrasi isolat protein kedelai terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik susu kedelai}, year={2019}, url={http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/20153/}, abstract={Susu kedelai adalah salah satu produk minuman yang dibuat dari hasil ekstraksi biji kedelai dengan air. Susu kedelai memiliki karakteristik warna putih seperti susu sapi yang tinggi protein. Masalah yang sering timbul dalam susu kedelai adalah terjadi pemisahan selama proses penyimpanan karena penurunan kestabilan koloid. Masalah ini akan berdampak pada penerimaan konsumen. Salah satu cara mengatasinya yaitu dilakukan penambahan bahan penstabil berupa Isolat Protein Kedelai (IPK). Pemilihan IPK sebagai bahan penstabil dikarenakan meningkatkan nilai gizi serta meningkatkan stabilitas. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi IPK terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik susu kedelai dan menentukan konsentrasi IPK yang memberikan hasil terbaik berdasarkan kestabilan koloid. Rancangan penelitian digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor yaitu variasi konsentrasi IPK dengan 6 taraf perlakuan yaitu 0,00% (P1); 0,01% (P2); 0,02% (P3); 0,03% (P4); 0,04% (P5); dan 0,05% (P6). Masing-masing perlakuan diulang empat kali. Sifat fisikokimia yang diukur meliputi pH, TPT, viskositas, kestabilan koloid dan warna. Sifat organoleptik yang diukur meliputi kesukaan terhadap warna, aroma, kekentalan, dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi IPK menyebabkan peningkatan pH, peningkatan total padatan terlarut, peningkatan viskositas peningkatan kestabilan koloid, perubahan lightness, perubahan yellowness (b*) dan perubahan chroma. Perbedaan konsentrasi IPK tak berpengaruh nyata terhadap sifat organoleptik. Konsentrasi IPK terbaik yang dapat mempertahankan kestabilan koloid hingga hari ke-14 adalah pada penambahan IPK dengan konsentrasi 0,05% (P6) sebesar 85,56%.} }