@thesis{thesis, author={Ratih Aulia Anggarani }, title ={Hubungan antara penerimaan diri dan depresi pada remaja penyandang cacat fisik di Panti rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) Suryatama Bangil, Pasuruan / Ratih Aulia Anggarani}, year={2009}, url={http://repository.um.ac.id/100431/}, abstract={Penerimaan diri ialah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri yang ditandai dengan kepercayaan diri dan keberhargaan diri. Menerima diri berarti individu menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Penerimaan diri penting guna mencapai kondisi mental yang sehat. Dengan penerimaan diri akan memudahkan remaja dalam melakukan penyesuaian sosial. Penerimaan diri yang rendah berpotensi memunculkan depresi pada remaja penyandang cacat fisik. Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengetahui penerimaan diri remaja penyandang cacat fisik di PRSBD Bangil 2) untuk mengetahui potensi depresi remaja penyendang cacat fisik di PRSBD Bangil 3) untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan depresi remaja penyandang cacat fisik di PRSBD Bangil. Rancangan penelitian adalah penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yaitu menggunakan seluruh populasi yang ada. Hal ini disebabkan karena jumlah subyek yang terbatas yaitu 50 orang. Pengumpulan data dengan uji terpakai berupa skala penerimaan diri dan skala depresi model Likert disusun oleh peneliti. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan 1) penerimaan diri remaja penyandang cacat fisik sebagian besar adalah rendah yaitu 54% 2) depresi remaja penyandang cacat fisik sebagian besar adalah rendah yaitu 60% 3) ada hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan diri dan depresi pada remaja penyandang cacat fisik di PRSBD Suryatama Bangil Pasuruan (rxy -0 509 p 0 05) berarti semakin tinggi penerimaan diri remaja penyandang cacat fisik maka semakin rendah kecenderungan mereka. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada beberapa pihak yaitu 1) remaja penyandang cacat fisik sebaiknya belajar mencintai diri sendiri dengan menerima segala kelebihan dan kekurangan diri 2) keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dari anak sebaiknya menerima kekurangan anak tanpa terlalu banyak mengkritik 3) pembina PRSBD sebaiknya meningkatkan kegiatan sosialisasi para penyandang cacat fisik di PRSBD dengan masyarakat 4) peneliti selanjutnya hendaknya mengubah metode penelitian misalnya eksperimen untuk memberikan intervensi pada remaja penyandang cacat fisik. } }