@thesis{thesis, author={Handayani Anugrawuri}, title ={Gaya penyelesaian konflik narapidana lembaga pemasyarakatan klas IIA Mataram / Anugrawuri Handayani}, year={2010}, url={http://repository.um.ac.id/100693/}, abstract={Kata kunci gaya penyelesaian konflik narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Mataram adalah salah satu lembaga pemasyarakatan yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada staf Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas dapat diketahui bahwa sering terjadi konflik antar narapidana di lapas ini. Penyebab konflik yang terjadi cukup beragam seperti penggunaan barang tanpa izin salah paham dan kehilangan barang. Salah satu hal yang patut untuk diperhatikan adalah bagaimana narapidana menyelesaikan konflik yang dialaminya di dalam lapas. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui konflik yang terjadi pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Mataram 2) Untuk mengetahui sumber-sumber konflik yang terjadi pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Mataram 3) Untuk mengetahui gaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian basic or generic qualitative study. Lokasi penelitian ini adalah Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Mataram. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sample. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan. Keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis basic or generic qualitative study. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan 1) ketekunan pengamatan 2) triangulasi sumber dan metode 3) generalisasi empiris 4) verifikasi teori. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Konflik yang terjadi pada narapidana adalah konflik antar individu dan konflik dalam diri individu 2) Sumber-sumber konflik yang terjadi pada narapidana adalah tindakan salah satu pihak yang merugikan orang lain salah paham dan perasaan malu 3) Gaya penyelesaian konflik narapidana adalah kompromi memaksa bantuan pihak ketiga menghindar memendam dan pemecahan masalah. Gaya penyelesaian konflik memendam adalah meredam emosi negatif dengan mengalihkan ke hal lain sehingga tidak menjadi sumber konflik kembali. Berdasarkan hasil penelitian disarankan 1) Bagi narapidana hendaknya dapat memilih gaya penyelesaian konflik yang efektif dan menghindari cara kekerasan dalam menyelesaikan konflik seperti kompromi bantuan pihak ketiga dan pemecahan masalah 2) Bagi lembaga pemasyarakatan hendaknya dapat meredam sumber konflik sedini mungkin dan lebih intensif mengadakan kegiatan bagi narapidana seperti pelatihan keterampilan kerja kegiatan rohani dan olahraga 3) Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih memahami kehidupan narapidana di dalam lapas sehingga mempermudah pengumpulan data.} }