@thesis{thesis, author={Yulianto Tommy Dwi}, title ={Pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan bagian produksi UD. Abadi Lestari Bojonegoro / Tommy Dwi Yulianto}, year={2010}, url={http://repository.um.ac.id/100706/}, abstract={Kata kunci konflik kerja burnout Karyawan dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan aktivitas. Dalam beraktivitas karyawan tidak bisa lepas dari kondisi lingkungan kerjanya. Salah satu faktor munculnya burnout pada karyawan adalah sering terjadinya konflik kerja. Penelitian deskriptif kausalitas ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan kondisi konflik kerja karyawan bagian produksi (2) mendeskripsikan kondisi burnout karyawan bagian produksi (3) mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout karyawan bagian produksi. Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 70 karyawan bagian produksi UD. Abadi Lestari Bojonegoro. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala konflik kerja dan skala burnout. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan melakukan pengklasifikasian pada tingkatan sangat tinggi tinggi sedang rendah dan sangat rendah lalu untuk mencari pengaruh konflik kerja terhadap burnout digunakan analisis regresi sederhana dengan program SPSS 14.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5 karyawan memiliki konflik kerja sangat tinggi (7 14%) 22 karyawan tinggi (31 43%) 25 karyawan sedang (35 71%) 14 karyawan rendah (20%) dan 4 karyawan sangat rendah (5 71%). Sedangkan karyawan yang memiliki burnout sangat tinggi 8 karyawan (11 43%) 14 karyawan tinggi (20%) 29 karyawan sedang (41 43%) 17 karyawan rendah (24 29%) dan 2 karyawan sangat rendah (2 86%). Terdapat pengaruh yang signifikan konflik kerja terhadap burnout R2 0 19 atau sebesar r 0 436. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara umum konflik kerja yang diterima karyawan adalah sedang. Kemudian dapat dijelaskan secara rinci bahwa hambatan komunikasi perbedaan sikap dan ketergantungan aktivitas kerja merupakan jenis konflik kerja yang banyak diterima oleh karyawan. Sedangkan burnout secara umum yang diterima karyawan adalah sedang. Kemudian dapat dijelaskan juga bahwa kelelahan emosi dan penurunan prestasi merupakan jenis burnout yang banyak diterima oleh karyawan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap variable konflik kerja dan burnout menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan konflik kerja terhadap burnout karyawan sehingga hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh konflik kerja terhadap burnout diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang disampaikan adalah bagi karyawan dan perusahaan yang sudah mengetahui tentang sindrom burnout hendaknya lebih memperhatikan kondisi jiwa sehingga jika mendapati stressor yang menimbulkan burnout dapat melakukan pencegahan. } }