@thesis{thesis, author={Eka Wijayanti }, title ={Pemetaan telaga kawasan karst Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan / Eka Wijayanti}, year={2009}, url={http://repository.um.ac.id/99667/}, abstract={Kecamatan Pringkuku terletak pada kawasan Gunung Sewu dengan bentukan khas perbukitan karst. Perbukitan karst tersebut dicirikan oleh adanya retakan rekahan dan depresi. Cekungan atau depresi yang ada akan menjadi salah satu sumber air permukaan yaitu telaga pada musim penghujan. Di Kecamatan Pringkuku jumlah telaga belum bisa dipastikan karena banyaknya lembah yang berpotensi menjadi telaga. Selain itu beberapa telaga di Kecamatan Pringkuku merupakan telaga musiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran telaga karst serta mendiskripsikan karakteristik telaga karst di Kecamatan Pringkuku. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode yang digunakan bersifat survei. Objek penelitian ini adalah telaga yang ada Kecamatan Pringkuku. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Metode pemilihan responden wawancara yang digunakan adalah purposif yaitu pada penduduk sekitar telaga dan pegawai pemerintah terkait Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan cara mendiskripsikan hasil temuan pada peta. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pringkuku memiliki 31 telaga. Persebaran telaga di Kecamatan Pringkuku mengelompok pada bagian barat. Persebaran telaga terletak pada dekat permukiman areal sawah tegalan dan hutan. Aliran air permukaan memberikan peranan penting dalam akumulasi air telaga. 11 telaga di Kecamatan Pringkuku berpotensi memperoleh suplai dari aliran air permukaan. Telaga di Kecamatan Pringkuku dapat dikelompokkan atas 22 telaga musiman telaga 6 permanen 3 telaga mati. Salah satu penyebab adanya telaga musiman dan telaga mati adalah luweng yang mengakibatkan air akan cepat masuk kedalam tanah. Penduduk menggunakan telaga untuk mandi pengairan minum ternak. Peningkatan fungsi telaga dapat dilakukan dengan memperhatikan luasan telaga vegetasi penutup adanya luweng serta metode yang sesuai sehingga tidak menyebabkan penurunan fungsi telaga. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka disarankan bagi Pemerintah Daerah untuk 1) melakukan kegiatan inventarisasi identifikasi dan pemetaan sumber air karst secara menyeluruh sehingga data air permukaan dan bawah permukaan dapat diperoleh 2) memperhatikan cara konservasi yang akan dilakukan untuk meningkatkan fungsi telaga 3) Konservasi hendaknya dilakukan pada telaga itu sendiri dan kawasan penyangga telaga tersebut dengan kerjasama antara pemerintah dan penduduk sekitar telaga. } }