@thesis{thesis, author={Natali Debtrian}, title ={Pengelolaan Destinasi Wisata di Objek Wisata Alam Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu}, year={2021}, url={http://repository.umpr.ac.id/235/}, abstract={Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus dikembangkan di Kota Palangkaraya. Dalam upaya mengelola destinasi wisata alam Bukit Tangkiling dihadapkan beberapa masalahan yaitu, Sarana prasarana yang mulai rusak, seperti wc yang kurang terawa dan pondok-pondok yang rusak, lampu penerangan yang rusak, banyak terjadinya pengrusakan oleh para wisatawan yang menandakan kurangnya pengawsan dari pengelola dan juga kunjungan Wisatawan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendriskripsikan pengelolaan yang dilakukan di destinasi wisata alam Bukit Tangkiling. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Peneliti ingin mendeskripsikan pengelolaan destinasi wisata alam Bukit Tangkiling dengan menggunakan teori prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya Diarta dengan aspek yang diamati adalah 1) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya 2) Pengembangan atraksi wisata tambahan 3) Pelayanan kepada wisatawan 4) Dukungan dan legitimasi. Sumber data terdiri dari data primer yakni hasil observasi dan wawancara dengan pihak informan, dan data sekunder diperoleh dari data olahan atau data telah dipublikasikan secara resmi yang didapat dari berita, media, dokumentasi, dan arsip. Hasil penelitian menunjukan Pengelolaan Destinasi Wisata Alam Bukit Tangkiling di nilai kurang optimal dilihat dari masih banyak sampah yang berserakan disekitar daya tarik wisata, sarana dan prasarana penunjang bagi wisatawan yang rusak dan tidak diperbaiki dan kurangnya kerja sama antara lembaga pengelola bentukan masyarakat dengan pemerintah. Dari hasil penelitian tersebut menandakan bahwa kurang baiknya pengelolaan yang mengakibatkan tidak berkembangnya destinasi wisata ini, karena masih banyak permasalahan-permasalahan yang mesti diatasi. Saran peneliti agar dalam pengelolaannya lembaga pengelola lebih bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palangkaraya dan tidak bertindak sendiri agar destinasi wisata ini dapat berkembang dan berdambak lebih besar.} }