@thesis{thesis, author={Alvina Nur Maulidya }, title ={Perbandingan Prevalensi Hasil Pemeriksaan Anti-Hcv Dengan Metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (Elisa) Periode 2018 Dan 2019 Pada Laboratorium Klinik Utama Ultra Medica Surabaya}, year={2020}, url={https://repository.unair.ac.id/100005/}, abstract={Hepatitis C merupakan penyakit radang atau inflamasi yang disebabkan oleh virus hepatitis C. virus ini dapat menyebabkan hepatitis akut dan kronis.Hepatitis C dapat ditularkan melalui darah. Penularan dapat melalui penggunaan narkoba suntikan, praktik injeksi yang tidak aman, perawatan kesehatan yang tidak aman, transfusi darah dan produknya tanpa diskrining terlebih dahulu, dan praktik seksual yang mengarah pada paparan darah. Secara global, diperkirakan 71 juta orang terinfeksi virus hepatitis C kronis. Pada umumnya infeksi HCV bersifat asimtomatik karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal terjadinya infeksi. Diagnosis penderita hepatitis C dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dini.Anti-HCV merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk pemeriksaan antibodi HCV yang terdapat didalam serum penderita. Antibodi ini akan terbentuk didalam serum apabila penderita sedang terinfeksi oleh virus hepatitis C. Anti-HCV muncul 2?8 minggu setelah terjadi penularan. Antibodi ini bertahan lama (6?9 bulan) dalam tubuh, dan tidak memiliki sifat melindungi/protektif. Ada beberapa metode pemeriksaan untuk anti-HCV, salah satunya adalah menggunakan pemeriksaan serologi yaitu Enzyme Linked Immunosorbant Assay (ELISA). ELISA merupakan suatu teknik biokimia yang khusus digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational analytical cross sectional, yaitu suatu metode penelitian yang menganalisis data yang diperoleh pada saat tertentu tanpa melakukan perlakuan tertentu. Jumlah pasien yang memeriksakan diri di Laboratorium Klinik Utama Ultra Medica Surabaya pada periode 2018 terdapat 30 pasien, sedangkan pada periode 2019 terdapat 43 pasien. Berdasarkan hasil analisis data statistic dengan uji Independent t-test didapatkan hasil nilai signifikan (p-value) sebesar 0,203 dimana ?>0,05 maka keputusannya adalah menolak H0 dan menerima H1 yaitu tidak terdapat perbedaan kadar yang bermakna antara kadar anti-HCV periode 2018 dan 2019.} }