@thesis{thesis, author={Lisa Khoirotin Nisa’ }, title ={Pola Bakteri Dan Resistensi Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Dengan Pemasangan Kateter Di RSUD dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Pada Tahun 2017-2019}, year={2020}, url={https://repository.unair.ac.id/100459/}, abstract={Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang disebabkan adanya mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih sering terjadi akibat pemasangan kateter. Pemeriksaan yang digunakan sebagai baku emas untuk diagnosis penyakit infeksi saluran kemih yaitu kultur urin. Selain itu pemeriksaan urinalisis urin juga dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit infeksi saluran kemih. Penelitian ini menggunakan 80 data pasien yang terdiagnosa infeksi saluran kemih dengan atau tanpa pemasangan kateter di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Terdapat 8 orang yang dipasang kateter dan 72 orang tanpa pemasangan kateter. Hasil pemeriksaan leukosit, nitrit dan kultur urin dianalisis berdasarkan rumus persentase. Hasil pemeriksaan lekosit dan nitrit pasien yang terdiagnosa infeksi saluran kemih dengan pemasangan kateter tidak semuanya positif pada kedua pemeriksaan tersebut. Hasil kultur urin pasien yang dipasang kateter pada tahun 2017 dan 2019 dengan jumlah 5 pasien menunjukkan hasil negatif. Sedangkan hasil kultur pada tahun 2018 dengan jumlah 3 pasien menunjukkan hasil positif dengan bakteri Escherichia coli yang resisten terhadap amoxillin/clavulanic acid, ampicillin, ceftriaxone, TPM-SMX, ampicillin-sulbactam, gentamycin, levoflaxacin, tetracycline, vancomycin, oxacillin, ceftazidine, cefotaxime, azotreonam, ciprofloxacin, dan cefepime. Bakteri Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap antibiotik ceftriaxone, tetracycline, vancomycin, oxacillin, dan azotreonam. Bakteri Proteus mirabilis resisten terhadap amikacin, amoxillin/clavulanic acid, dan ampicillin} }