@thesis{thesis, author={Puti Mizania Sabila }, title ={Peningkatan Berat Badan Menggunakan Terapi Akupunktur Pada Titik Zusanli (St 36), Sanyinjiao (Sp 6), Dan Chize (Lu 5) Dengan Kombinasi Herbal Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), Temu Ireng (Curcuma Aeruginosa), Dan Kunyit (Curcuma Domestica).}, year={2020}, url={https://repository.unair.ac.id/100488/}, abstract={Underweight atau berat badan kurang merupakan keadaan berat badan terlalu rendah yang tidak sehat untuk orang dewasa, remaja, atau anak kecil. Keadaan ini juga dapat terjadi pada orang yang sudah lanjut usia. Underweight secara klinis disebut sebagai IMT yang rendah. Underweight, stunting, wasting, dan kelebihan berat badan merupakan indikator dari malnutrisi dan gangguan pada pertumbuhan anak. Orang dewasa dan lanjut usia dikategorikan underweight apabila memiliki IMT dibawah 18,5.Terdapat beberapa cara untuk menangani kasus berat badan kurang, contohnya adalah terapi akupunktur dan terapi herbal. Terapi akupunktur adalah suatu cara pengobatan yang dilakukan dengan menusukkan jarum khusus ke dalam titik-titik tertentu pada kulit yang dinamakan titik akupunktur. Titik akupunktur yang digunakan dalam terapi peningkatan berat badan adalah ST 36 Zusanli, SP 6 Sanyinjiao, dan LU 5 Chize. Terapi herbal yang digunakan adalah kombinasi herbal rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa), dan rimpang kunyit (Curcuma domestica). Kurkumin pada ketiga rimpang tersebut dapat mempercepat pengosongan isi lambung sehingga nafsu makan meningkat (Muliani, 2015). Secara TCM, ketiga herbal tersebut memiliki rasa yang sama yaitu rasa pahit. Rasa pahit menurut TCM memiliki sifat mengeringkan dan membersihkan sehingga dapat mengusir lembab. Terapi dilakukan banyak 12 kali dalam 4 minggu. Hasil studi kasus menunjukkan peningkatan berat badan dari 53 kg menjadi 54 kg atau sebanyak 1,88%. Selain itu, keluhan tambahan pasien yang dikeluhkan juga sudah berkurang dan ada yang sudah tidak ada lagi.} }