@thesis{thesis, author={Adinda Vidya Lestari }, title ={Studi Penggunaan Antibiotika Dan Evaluasi Secara Kualitatif Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (Ppok)}, year={2020}, url={https://repository.unair.ac.id/100865/}, abstract={Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit dengan keterbatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel (partial reversible) sedangkan kondisi eksaserbasi merupakan suatu gejala perburukan dari penyakit. Pada tahun 2020, WHO memperkirakan PPOK akan menjadi tiga besar penyakit penyebab kematian tertinggi, Salah satu pengobatan PPOK dengan perburukan gejala adalah terapi antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak tepat serta kesulitan untuk pemilihan antibiotik dapat menyebabkan kegagalan terapi dan munculnya resistensi antibiotika. Regimen antibiotika empiris harus didasarkan pada data klinis dan pola kuman yang tersedia. Perlu adanya evaluasi penggunaan antibiotika untuk mendorong penggunaan yang lebih bijak. Tujuan. Untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik meliputi jenis, dosis, rute, efektivitas, toksisitas, harga dan frekuensinya serta mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens. Metode. Penelitian ini adalah studi analisis observasional (deskriptif non-eksperimental) menggunakan data retrospektif pada pasien PPOK yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian diambil selama periode Januari ? Desember 2019 di RS. Bhayangkara H.S Samsoeri Mertojoso Surabaya. Hasil. Sampel data retrospektif diperoleh 33 pasien yang memenuhi kriteria inklusi selama bulan Januari ? Desember 2019. Prevalensi peresepan antibiotik tunggal terbanyak Ceftriaxone (2x1g)iv sebanyak 20 pasien (61%), sedangkan untuk pemberian kombinasi terdapat 2 pasien (6%) yang masing ? masing menerima Cefoperazone-sulbaktam (2x1g)iv dengan Levofloxacin (1x750mg)iv dan Cefoperazone-sulbaktam (3x1g)iv dengan Ceftriaxone (2x1g)iv. Penggantian antibiotik diterima oleh 4 pasien dengan pembagian masing ? masing sebanyak 3% mengalami penggantian dari tunggal ke kombinasi, kombinasi ke tunggal, penggantian dosis, dan penggantian golongan. Hasil analisis kualitatif menggunakan metode Gyssens didapatkan penggunaan kategori Sementara analisis kualitatif penggunaan antibiotika dilakukan terhadap 33 pasien dengan 38 jenis pemberian antibiotika. Hasil analisis kualitatif menggunakan metode Gyssens didapatkan penggunaan antibiotik kategori 0 sebanyak 33%, tidak kategori I, 2A, 2B, dan 3A sebanyak 0%, kategori 3B sebanyak 66%; kategori 4A sebanyak 0%, kategori 4B sebanyak 3%; kategori 4C dan 4D sebanyak 0% , kategori V sebanyak 9% dan tidak ada penggunaan antibiotika yang masuk kategori VI. Simpulan. Dari analisis gyssen ini dapat diperoleh data bahwa penggunaan antibiotika pada pasien PPOK di RS Bhayangkara H.S Samsoeri Mertojoso Surabaya didominasi oleh penggunaan antibiotik terlalu singkat.} }