@thesis{thesis, author={Intashofal Laili }, title ={Pengaruh Antibodi Igm Dan Igg Terhadap Severitas Covid-19}, year={2021}, url={https://repository.unair.ac.id/105555/}, abstract={Infeksi SARS-CoV-2 muncul pada akhir tahun 2019 sebagai pandemi di seluruh dunia. Dalam hal ini, pembuatan platform untuk diagnosis yang efektif dari penyakit ini menjadi sangat relevan untuk mengetahui epidemiologi dan paparan virus pada individu. Rapid antibodi ditetapkan sebagai tes skrining terhadap covid-19 oleh pemerintah, selanjutnya jika terdapat hasil IgM dan atau IgG reaktif, maka dilakukan tes PCR sebagai konfirmasi. Namun, interpretasi hasil dari alat diagnostik rapid covid-19 dapat berbeda-beda menurut waktu paparan antigen terhadap subjek dan kondisi klinis subjek. Liputan media mengenai pengujian antibodi ini, yang awalnya positif, dan seminggu kemudian negatif menjadi hiperbolik di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara IgM, IgG, dan severitas penyakit pada pasien covid-19. Variabel lain yang mungkin juga berpengaruh terhadap severitas Covid-19, seperti usia, jenis kelamin, jumlah komorbid, jenis komorbid, dan durasi timbulnya gejala juga akan diteliti. Subjek yang diteliti berjumlah 171 pasien, yang merupakan pasien rawat inap di rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya yang telah terkonfirmasi PCR covid-19 positif. Metode penelitian adalah cross-sectional dan pengumpulan data menggunakan analisa dokumen dan bekerjasama dengan klinisi patologi klinik rumah sakit. Data diuji menggunakan analisis regresi linier berganda, annova, dan tabel koefisien. Hasil pengujian statistik diadapatkan bahwa mayoritas pasien covid-19 mengalami tingkat keparahan pada level ringan-sedang. Antibodi IgM lebih dominan terdeteksi pada total sampel, sedangkan antibodi IgG reaktif terdeteksi lebih dari setengah jumlah sampel. Keparahan covid-19 pada tingkat berat-kritis lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki; sedangkan berdasarkan usia, tingkat keparahan beratkritis mayoritas terjadi pada kategori usia 46 hingga 55 tahun, yaitu pada kategori usia lansia awal. Usia dan jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat severitas pasien, sedangkan terbentuknya antibodi IgM, antibodi IgG, jumlah komorbid, jenis komorbid, dan durasi timbulnya gejala tidak berpengaruh terhadap tingkat severitas.} }