@thesis{thesis, author={Sayu Larasati Nabila }, title ={Hubungan Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembaban, Tekanan Udara Dan Kecepatan Angin Dengan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD) Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015-2019}, year={2021}, url={https://repository.unair.ac.id/109899/}, abstract={Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan olehvirus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015 tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 Provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 100.347 penderita DBD dan sebanyak 907 diantaranya meninggal dunia. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan suhu udara, curah hujan, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancang penelitian studi ekologi dengan melakukan pengamatan trend jumlah kejadian (kasus) pada satu atau lebih kelompok dalam suatu jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data iklim dan kasus DBD padatahun 2015 – 2019 yang didapat dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Banyuwangi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Analisis data yangdigunakan adalah distribusi frekuensi untuk menganalisis univariabel dan uji Pearson serta regresi untuk menganalisis bivariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian DBD di Kabupaten Banyuwangi selama periode waktu 2015 – 2019 sebanyak 1.550 kasus dengan kejadian DBD tertinggi pada tahun 2015 yakni sebanyak 996 kasus sedangkan kejadian terendah terjadi pada tahun 2018 dengan jumlah kasus sebanyak 34.Terdapat hubungan bermakna antara kelembaban dengan kejadian DBD di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 – 2019 (p≤0,05) sedangkan faktor iklim yang lain seperti suhu udara, curah hujan, tekanan udara dan kecepatan angin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD (p≥0,05)} }