@thesis{thesis, author={Wira Yudha Alam }, title ={Spatial Practice Negara Dalam Pembangunan Model Kawasan Teknopolis (Studi Tentang Politik Tata Ruang Dalam Pembangunan Kawasan Teknopolis Di Kota Bandung)}, year={2021}, url={https://repository.unair.ac.id/110084/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sekaligus menjelaskan politik tata ruang dalam pembangunan kawasan kota baru dengan model teknopolis dan memahami bagaimana negara melakukan praktik spasialnya dalam proses pembangunan kawasan tersebut bersama beragam kepentingan yang dimiliki oleh berbagai aktor. Penelitian ini mengambil dua pertanyaan penting, yakni bagaimana praktik spasial yang dijalankan oleh negara dalam kebijakan pembentukan tata ruang kota dalam konteks pembangunan teknopolis Bandung, apa kiranya yang menjadi maksud sekaligus gagasan negara atas penerapan pembangunan kawasan tersebut? serta bagaimana implikasi strategi selektivitas pada konteks spasial yang dilakukan oleh negara terhadap relasi antar aktor-aktor yang terlibat dalam pembangunan kawasan teknopolis? Adapun penelitian ini berusaha mencabar teori produksi ruang dari dari sisi praktik spasial yang dikombinasikan dengan ekonomi politik ruang dengan pendekatan model negara otonom. Secara metodologis, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Sebagai lokasi dilakukannya penelitian, dipilih Kota Bandung dan spesifik kawasan Kecamatan Gedebage yang menjadi tempat didirikannya kawasan teknopolis. Adapun penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yakni pertama, praktik penataan ruang perkotaan dengan dengan mengambil model pembangunan kawasan teknopolis berisiko berjalan tidak sesuai, alih-alih dikatakan gagal, dari gagasan ideal tentang teknopolis itu sendiri. Determinasi kepentingan ekonomi yang memang telah menjadi karakter kawasan perkotaan modern, justru membalikkan upaya-upaya yang dilakukan dan mengarah kepada kondisi teknoutopis. Kedua, alih-alih tersubordinasi, dalam praktik kebijakan penataan ruang dengan mengambil model kawasan teknopolis, menunjukkan kekuatan negara yang memiliki peran yang bersifat otonom. Negara mampu menunjukkan strategi pengaturan di mana sejumlah kelompok kepentingan informal masih berusaha menyesuaikan logika pengaturan yang telah ditetapkan.} }