@thesis{thesis, author={KEMAS MUHAMMAD ZULFIKAR }, title ={EVALUASI PELATIHAN KERJA TENAGA VOLUNTEER DI RUMAH BAHASA SURABAYA}, year={2021}, url={https://repository.unair.ac.id/110295/}, abstract={Rumah Bahasa Surabaya (RBS) merupakan salah satu bentuk pelayanan publik dari Pemerintah Kota Surabaya yang bertujuan dalam mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi persaingan dan tantangan sebagai dampak dari berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). RBS memberikan layanan gratis kepada warga Surabaya untuk belajar bahasa asing. RBS memiliki keunikan yaitu yang menjadi tenaga pengajar adalah volunteer yang tidak memiliki ikatan kerja secara formal dengan RBS. Dalam praktiknya, RBS memiliki program pelatihan kerja bagi tenaga volunteer. Program pelatihan kerja untuk tenaga volunteer bekerjasama dengan Konsulat Jenderal atau institusi perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Namun, pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh RBS masih belum memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan pelatihan kerja tenaga volunteer di RBS serta menganalisis kendala dalam pelaksanaan pelatihan kerja tersebut. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian menggunakan sumber data primer yang diperoleh dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan terhadap enam informan yang terdiri dari koordinator dan sekretaris serta tenaga volunteer di Rumah Bahasa Surabaya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis secara kualitatif menggunakan teks secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengajar dalam berbahasa asing. Pelaksanaan pelatihan kerja di Rumah Bahasa Surabaya bekerjasama dengan pihak eksternal. Evaluasi pelatihan kerja menunjukkan peserta masih memiliki beberapa kelemahan terkait dengan kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran. Kendala pelaksanaan pelatihan kerja terdiri dari waktu pelaksanaan yang singkat, tenaga volunteer yang tidak semua mengikuti pelatihan, dan tidak ada alokasi anggaran pelaksanaan pelatihan.} }