@thesis{thesis, author={Uropkulin Revol S}, title ={Pola Perumahan Tradisional Masyarakat Adat Suku Ngalum di Kampung Dabolding Kabupaten Pegunungan Bintang}, year={2021}, url={http://repository.uncen.ac.id/240/}, abstract={Pada zaman dulu, rumah adat yang tampak paling indah biasa dimiliki para keluarga kerajaan atau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli dibidangnya, Seiring perkembangan zaman, maka terjadi pula perubahan kebutuhan bangunan manusia di zaman yang baru ini. Rumah adat atau rumah tradisional pun banyak yang mengalami perubahan dan tidak sedikit rumah adat atau tradisional yang hampir punah. Kebutuhan manusia yang berubah menyebabkan terjadinya perubahan pada kebutuhan bangunan yang kurang sesuai dengan yang ada sebelumnya. Metode penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi pastrisipatif dan wawancara mendalam.Cara untuk mendapatkan gambaran umum mengenai suatu subjek penelitian adalah dengan melakukan pengamatan terlibat (observasi partisipasi) secara langsung. Dalam hal ini, observasi dan partisipasi yang dilakukan secara langsung dengan bergabung dalam kehidupan sehari-hari di wilayah Distrik Kalomdol selama 2 bulan (60 hari). Observasi-partisipatif dilakukan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas keseharian masyarakat kalomdol seperti, kegiatan pembuatan pembangunan rumah adat (ap bokam), pembuatan pagar rumah versi tradisional, pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Dari hasil penelitian ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan terkait dengan pola permukiman tradisional masayarakat suku Ngalum di kampung Dabolding Kabupaten Pegunungan Bintang.Adapun beberapa kesimpulan yang dapat penulis sajikan adalah sebagai berikut yang pertama adalah Perumahan tradisional suku Ngalum (Apiwol) merupakan rumah adat yang berada jauh dari permukiman warga ,biasanya mereka membangun perumahan ini di atas gunung,hal ini di sebabkan karena menurut keyakinan mereka rumah ini terdapat beberapa barang sacral yang tersembunyi sebagai dewa viii penyembahan.kemudia di tempat ini pula masyarakat melakukan pesta adat seperti tari-tarian dan segala urus adat.meraka bisa berada atau masuk adalah mereka yang sudah menerima pendidikan adat atau inisiasi adat. Di area ini juga terdapat beberapa area yaitu area khusus perempuan dan area khusus laki-laki. Kemudian yang kedua dalah Perumahan tradisional masyarakat (abip) merupakan suatu bangunan yang sama bentuknya seperti rumah adat atau bokam iwol,akan tetapi di rumah ini tidak sacral( alut) seperti rumah adat suku Ngalum.orang yang berada di dalam rumah ini bisa siapa saja,baik yang sudah isiasi juga yang belum menerimanya.} }