@thesis{thesis, author={ANAM Mohamad Khoirul}, title ={Karakterisasi Trikoma Tumbuhan Waru (Talipariti tiliaceum) Pada Ketinggian Tempat Berbeda Di Kabupaten Jember Sebagai Buku Ilmiah Populer}, year={2020}, url={}, abstract={Tumbuhan Waru (Talipariti tiliaceum) merupakan tumbuhan dalam keluarga Malvaceae yang berhabitus pohon dan berhabitat asli dipesisir pantai. Tumbuhan Waru diklasifikasikan dalam genus baru yaitu Talipariti similar dengan Hibiscus. Secara umum Waru merupakan tumbuhan yang mampu hidup diberbagai habitat yang berbeda. Habitat yang dimaksudkan adalah lokasi tumbuh Waru berdasarakan ketinggian tempat. Berdasarakan hasil observasi pada penelitian ini Waru dikabupaten Jember ditemukan di ketinggian 4 -500 mdpl. Serial ketinggian ditemukannya Waru yaitu 4 mdpl, 96 mdpl, 200, mdpl, 300 mdpl, 400 mdpl dan 500 mdpl. Waru merupakan tumbuhan kosmopolit yang ditemukan pada ketinggian tempat berbeda. Penelitian tentang karakterisasi trikoma mengulas karakter trikoma Waru pada ketinggian tempat berbeda dan didapatkan hasil karakter trikoma berbeda pada ketinggian tertentu. Berdasarakan hasil pengamatan secara mikroskopis bagian permukaan daun Waru Abaksial dan Adaksial didapatkan jenis, tipe dan bentuk trikoma. Trikoma Waru pada ketinggian berbeda memiliki jenis trikoma yang sama yaitu Trikoma Non-glandular. Tipe trikoma Waru dibagi menjadi 3 tipe yaitu simple trichome, Bifuricate Trichome dan Stellate Trichome. Ketiga tipe trikoma tersebut dibedakan berdasarakan jumlah sel batang yang menyusun trikoma. Berdasarakan jumlah trikoma Stellate Trichome memiliki variasi bentuk yang beragam pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah sel batang trikoma stellata mulai dari 3-16 sel batang. Jumlah sel batang menunjukan bentuk sel trikoma tumbuhan Waru. Bentuk sel trikoma Waru pada tiap ketinggian, sama yaitu Uniseluler dan Multiseluler. Karakter lain yang didapatkan dari pengamtan mikroskop yaitu jumlah dan kerapatan trikoma pada bagian Abaksial dan Adaksial daun Waru. Jumlah dan kerapatan trikoma dihitung perluas permukaan daun. Data jumlah dan kerapatan trikoma kaitkan dengan nilai faktor lingkungan yang mencakup intensitas cahaya, suhu, kelembapan udara dan kecepatan angin. Berdasarakan data perhitungan jumlah dan kerapatan trikoma didapatkan hasil jumlah dan kerapatan trikoma semakin menurun seiring kenaikan ketinggian tempat. Hasil validasi oleh 3 validator yaitu ahli materi, ahli media, dan pengguna diperoleh rata-rata skor sebesar 72 dan rata-rata persentase nilai validasi sebesar 85,3%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa buku berjudul “Karakterisasi Trikoma Waru (Talipariti tiliaceum) pada Ketinggiana berbeda di Kabupaten Jember” dinyatakan layak untuk dijadikan sebagai bacaan oleh masyarakat umum} }