@thesis{thesis, author={JAUHARI Chafi}, title ={Kajian Beberapa Jenis Fungisida dan Interval Waktu Aplikasi terhadap Perkembangan Penyakit Antraknosa Colletotrichum dematium Var. truncatum dan Hasil Panen Kedelai}, year={2020}, url={}, abstract={Kedelai merupakan komoditas pertanian penting ke tiga setelah padi dan jagung. Serangan organisme pengganggu tanaman dalam upaya budidaya dapat menyebabkan produktivitas kedelai menurun. Penyakit antraknosa adalah penyakit penting tanaman kedelai dan dapat menurunkan produksi kedelai sampai 95%. Penggunaan fungisida berbahan kimia sintetis secara berlebihan menyebabkan resistensi terhadap organisme penggangu tanaman dan meninggalkan endapan bahan kimia berbahaya untuk tanaman dan lingkungan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pengendalian penyakit ramah lingkungan dengan memperhatikan jenis bahan aktif fungisida dan rentang waktu aplikasi untuk mendapatkan pengendalian efektif. Pengendalian ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan menjaga lingkungan tetap lestari. Jenis bahan aktif fungisida yang ramah lingkungan yakni Trichoderma harzianum dan daun sirih dengan memperhatikan interval waktu aplikasi merupakan solusi dalam mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mengurangi resistensi organisme pengganggu tanaman yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis fungisida dan interval waktu aplikasi terhadap perkembangan penyakit antraknosa dan hasil panen pada tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2018 bertempat pada lahan percobaan Agroteknopark Jubung Fakultas pertanian, Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan. Faktor pertama berupa jenis bahan aktif fungisidaTriadimefon, Trichoderma harzianum, dan Daun sirih. Fakor kedua berupa rentang waktu aplikasi yakni 3,5,7 hari penelitian yang didapat dianalisis menggunakan analisis ragam anova dan apabila terdapat hasil berbeda nyata di lakukan uji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kesalahan 5%. Parameter pengamatan meliputi insidensi penyakit, intensitas serangan penyakit, laju infeksi penyakit, dan berat polong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis fungisida dan interval aplikasi berbeda sangat nyata pada variabel insidensi penyakit dan berat polong. Interaksi jenis fungisida dan interval waktu aplikasi menunjukkan hasil berbeda nyata pada variabel pengamatan keparahan penyakit. Perlakuan kombinasi PT3 (fungisida nabati daun sirih dengan interval waktu aplikasi 7 hari sekali) paling efisien dalam aplikasi fungisida daripada perlakuan yang lain dan memberikan hasil laju infeksi penyakit (0.84 unit per hari).} }