@thesis{thesis, author={Alfarabi Alfarabi and Dedi Supriyadi and Sari Era Deska }, title ={PSIKOLOGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENDIDIK ANAK PENDERITA TUNAGRAHITA (STUDI PADA SEKOLAH PK-PLK MUTIARA BUNDA KOTA BENGKULU)}, year={2014}, url={http://repository.unib.ac.id/10130/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana psikologi komunikasi guru PK-PLK Mutiara Bunda Kota Bengkulu dalam mendidik anak penderita tunagrahita. Psikologi bisa dikaitkan dengan emosionalitas seseorang. Maksudnya bagaimana perasaan seseorang ketika menghadapi sesuatu dan tindakan apa yang mengikuti perasaan seseorang tersebut. Penelitian ini menggunakan teori hubungan interpersonal dengan kajian model peranan (role model) yang dikembangkan oleh Coleman dan Hammen. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dekriptif, jenis data yang yang digunakan yakni data primer yang diperoleh dari observasi, wawancara terhadap guru penderita tunagrahita selaku informan penelitian dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, makalah dan artikel online. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis penelitian kualitatif model miles dan huberman, yakni reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil analisis data penelitian diuji keabsahannya menggunakan teknik triangulasi dengan langsung melakukan pemeriksaan data, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti saja, namun juga melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Hasil menunjukkan bahwa tingkat emosionalitas seorang guru mejadi pengaruh terhadap psikologi komunikasi guru tersebut, ketika emosionalitas guru mampu dikendalikan maka guru akan memberikan tindakan positif atau reward terhadap anak, namun sebaliknya jika emosionalitas guru tidak mampu dikendalikan maka guru cenderung memberikan punishment terhadap anak. Tingkat emosionalitas seorang guru tersebut terjadi sesuai dengan ekspektasi atau apa yang menjadi harapan guru terhadap anak penderita tunagrahita selaku lawan peran. Ketika ekspektasi tercapai maka tuntutan peran akan berjalan dengan baik, namun sebaliknya jika ekspektasi tidak tercapai maka tuntutan peran menjadi gagal dan kerap menimbulkan konflik peranan dan kerancuan peranan.} }