@thesis{thesis, author={Taek Margaretha}, title ={IMPLEMENTASI BUDAYA KERJA PADA APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUP KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA}, year={2022}, url={http://repository.unimor.ac.id/261/}, abstract={Margaretha Taek, 22170127 : “IMPLEMENTASI BUDAYA KERJA PADA APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUP KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA”. Skripsi ini dibimbing oleh Dr. AP. Aplonia Pala, S.Sos.,MM selaku pembimbing utama dan Stefanus Bekun, S.Sos.,M.AP sebagai pembimbing pendamping. Masalah dalam penelitian ini adalah penerapan implementasi budaya kerja pada Aparatur Sipil Negara di lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara yang masih kurang professional, kurang disipilin, kurang berinovasi, kurang bertanggungjawab dan belum mampu menjadi teladan yang baik. Aparatur Sipil Negara di lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara juga belum produktif, efektif dan efisien dalam aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan pengawasan. Masih banyak ditemui budaya paternalistik dan manajemen tertutup, budaya sistem famili dan koneksi, budaya minta dilayani dan masih banyak praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dari sisi penyelesaian tugas masih sering terjadi penumpukan beberapa pekerjaan yang seharusnya selesai dengan berbagai bentuk cara atau inovasi. Inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: bagaimanakah implementasi budaya kerja pada Aparatur Sipil Negara di lingkup Kantor Kementrian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi budaya kerja pada Aparatur Sipil Negara di lingkup Kantor Kementrian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian Kualitatif. Pengumpulan data dengan cara Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aparatur Sipil Negara di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara belum mampu melaksanakan penerapan implementasi budaya kerja tersebut secara optimal.} }