@thesis{thesis, author={DELVAN ANDRIOLUS}, title ={Peran Upacara Penti (Syukuran) Adat Manggarai Dalam Membina Perilaku Moral Masyarakat Mnaggari Timur}, year={2019}, url={https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/1652/}, abstract={Delvan Andriolus.2018.?Peran Upacara Penti (Syukuran) Adat Manggarai Dalam Membina Perilaku Moral Masyarakat Mnaggari Timur.? Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Pembimbing. Drs. Ahmad Qomaru Zaman, M.Pd. Kata Kunci: Upacara Penti (Syukuran) Masyarakat Manggarai Timur. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan upacara Penti (syukuran) dan nilai-nilai yang terkandung dalam Upacara Penti. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yakni data yang diperoleh dari informan melalui proses wawancara dan sumber data sekunder yakni data yang diperoleh dari hasil observasi. Peneitian ini dilakukan di Kabupaten Manggarai Timur, Desa Wea Keecamatan Sambi Rampas, sehingga yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Tua Adat, Kepala Desa, dan tokoh masyarakat dengan kriteria penentuan informan yakni berusia 45 tahun ke atas, memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang upacara, sehat jasmani dan rohani, serta dapat dipercaya karena memberikan data yang obyektif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan upacara Penti terdiri dari beberapa tahapan upacara, antara lain: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan penutup atau akhir upacara. Pada tahap persiapan, dilaksanakan musyawarah untuk menentukan pemimpin upacara serta hewan yang akan dikurbankan dalam upacara Penti. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan upacara, beberapa rangkaian acara dilaksanakan mulai dari Compang (batu berundak-undak tempat meletakkan persembahan yang terletak di tengah-tengah kampung), barong wae (Arakan ke Sumber Mata Air) dan panen serta cara pengolahannya. Pada tahap akhir atau sebagai penutup dari upacara Penti, dilaksanakan beberapa acara seperti ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Roh Nenek Moyang serta diakhiri dengan acara peresmian untuk makan beras pertama.} }