@thesis{thesis, author={Hapsari Randika Ayu}, title ={PERBANDINGAN ZONA HAMBAT AMOKSISILIN DAN ERITROMISIN PADA Staphylococcus aureus PASIEN TONSILITIS DI RSI SULTAN AGUNG}, year={2017}, url={http://repository.unissula.ac.id/10069/}, abstract={Staphylococcus aureus menjadi salah satu penyebab tersering kasus tonilitis bakteri. Indonesia masih menjadikan amoksisilin sebagai lini pertama untuk terapi kasus tonsilitis. Amoksisilin yang merupakan antibiotik golongan penisilin banyak ditemukan resisten karena penggunaannya yang tidak rasional. Selain golongan penisilin eritromisin yang merupakan golongan makrolide juga dijadikan gold stadart terapi tonsilitis karena cara kerja kedua antibiotik ini berbeda.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan zona hambat dari antibiotik amosksisilin dan eritromisin pada bakteri Staphylococcus aureuspasien tosilitis. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian analitik dengan rancangan penelitian cossectional.Sampel Staphylococcus aureus didapat dari biakan swab tenggorok pasien tonsilitis kronis ( n = 37 ). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Stapylococcus aureus teridentifikasi dari 27 sampel (72,97 %) berdasarkan biakan pada media manitol salt agar. Perlakuan terhadap bakteri tersebut dilakukan pada media muller hinton selama 24 jam. Uji zona hambat antibiotik menggunakan metode disk difusi. Hasil rerata zona hambat untuk amoksisilin dan eritromisin yaitu 12,67 mm ± 6,02 dan 24,94 mm ± 10.93 secara berurutan (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh signifikan antara kedua kelompok. Reratadiameter zona hambat eritomisin lebih besar di bandingkan rerata zona hambat amoksisilin. Kata kunci : eritromisin , amoksisilin , Staphylococcus aureus, zona hambat} }