@thesis{thesis, author={PRATAMA MUHAMMAD ARJA SEPTIAN}, title ={ANALISIS KINERJA JALAN PANDANARAN SEMARANG}, year={2017}, url={http://repository.unissula.ac.id/9635/}, abstract={Kota Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 373,70 km2 dan jumlah penduduk sebesar 1.634.482 jiwa. Di dalamnya terdapat salah satu jalan utama yaitu jalan Pandanaran,yang terletak di kawasan dan daerah perdagangan kota semarang. Jalan Pandanaran merupakan sarana perhubungan yang penting di semarang yang menghubungkan kawasan simpang lima dan tugu muda, dua simpul keramaian di kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kapasitas jalan Pandanaran apakah masih dapat menampung volume lalu lintas yang ada. Tahapan analisa jalan Pandanaran yakni observasi, survey dan pengumpulan data, rekapitulasi data, analisa dan pembahasan. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yakni data arus lalu lintas, geometrik ruas jalan pandanaran, dan data sekunder yakni data pertumbuhan penduduk, peta kota Semarang, data pertumbuhan kendaraan. Survey lalu lintas dilakukan dengan metode manual accounting dengan interval waktu setiap 10 menit dari pagi sampai sore hari, dan 15 menit untuk jam puncak. Survey terhadap kendaraan di klasifikasikan sebagai Kendaraan Ringan, Kendaraan Berat dan Sepeda Motor. Analisa data dilakukan dengan tahapan perhitungan arus lalu lintas, derajat kejenuhan, kapasitas ruas jalan dan hambatan samping. Kinerja ruas jalan pandanaran di ukur dengan parameter derajat kejenuhan dan. Berdasarkan hasil analisa data, maka di dapatkan nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,88. Sesuai dengan nilai DS maka kinerja ruas jalan pandanaran berada pada kategori (Level Of Service) E di mana arus lalu lintas sudah tidak stabil dan sering terjadi kemacetan. Penanganan ruas jalan dilakukan dengan dua alternatif yaitu perubahan lajur dari lebar efektif 16 meter menjadi 19,5 meter sehingga nilai DS yang ditemukan adalah 0,69 yang mana bertahan sampai 2019 dan merubah lajur menjadi satu arah dengan lebar afektif 19,5 dengan nilai DS 0,65 dan bertahan sampai 2021. Maka kinerja jalan pandanaran dengan DS ideal dapat bertahan sampai 2021.} }