@thesis{thesis, author={WATI KURNIAWATI .}, title ={PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI KOTA CIANJUR (PENELITIAN ETNOGRAFI).}, year={2020}, url={http://repository.unj.ac.id/10078/}, abstract={ABSTRAK Pola penggunaan bahasa Sunda dapat menyebabkan bahasa pada etnis sendiri mengalami pergeseran karena beralih menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi antaretnik. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pemertahanan bahasa Sunda di Kota Cianjur, Provinsi Jawa Barat berdasarkan fokus dan subfokus dengan menggunakan metode etnografi. Fokus pengamatan berdasarkan klasifikasi lima subfokus, yaitu pilihan bahasa dan ranah penggunaannya, sikap bahasa masyarakat penuturnya, faktor yang mengancam keberadaan bahasa Sunda, upaya pelestarian bahasa Sunda, dan vitalitas bahasa Sunda. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Ranah penggunaan, tuturan antara orang tua dan anak menggunakan bahasa Sunda, hari Rabu menggunakan bahasa Sunda dikalangan pegawai, proses pernikahan menggunakan bahasa Sunda kecuali pada saat ijab kabul menggunakan bahasa Indonesia, dan proses jual-beli juga menggunakan bahasa Sunda, (2) Sikap bahasa, penutur bahasa Sunda bersikap positif terhadap bahasanya, dan pemerintah melindungi bahasa Sunda berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah, (3) Faktor yang mengancam, faktor internal meliputi melemahnya transmisi nilai budaya daerah, bahasa daerah menjadi bahasa marjinal (misal, dalam kurikulum pendidikan sebagai muatan lokal yang diajarkan hanya dua jam pelajaran dalam seminggu), kurangnya kesadaran generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah sementara faktor eksternal ialah modernisasi dan globalisasi, eksistensi bahasa asing di Indonesia, dan dominasi kultural, (4) Upaya pelestarian, menumbuhkan sikap positif, kesetiaan, kebanggan, kesadaran akan norma bahasa Sunda, penggunaan bahasa Sunda sehari-hari, adanya transmisi antargenerasi, penggunaan bahasa Sunda di ruang publik, pembebanan yang lebih dalam kurikulum, penyerapan kosakata dari berbagai bahasa, festival budaya dan literasi, dan (5) Vitalitas bahasa Sunda pada kelompok usia 2--14 tahun cenderung semakin menurun, generasi muda masih menggunakan bahasa Sunda ketika bertutur kepada anak-anak, tetapi anak-anak kadang-kadang menjawab dengan bahasa Indonesia, vitalitas bahasa Sunda pada bahasa yang berfungsi sebagai kesetaraan dwibahasawan atau multilingual semakin menurun. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda mengalami pergeseran bahasa jika tidak ada transmisi bahasa antargenerasi. Transmisi bahasa antargenerasi perlu dilakukan di keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyampaikan informasi pemertahanan bahasa berdasarkan ranah penggunaan BS, sikap bahasa masyarakat dwibahasawan pada masyarakat tutur bahasa Sunda, faktor yang mengancam keberadaan bahasa Sunda, pelestarian bahasa Sunda, dan vitalitas bahasa Sunda. Penelitian ini dapat diteliti dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan unsur kebahasaan yang lain. Selain itu, bahasa Sunda sebagai bahasa daerah perlu dipertahankan karena bahasa merupakan identitas kedaerahan para penuturnya dan sebagai alat untuk mengekspresikan diri. Kata-kata kunci: pemertahanan, bahasa Sunda, etnografi) ABSTRACT This pattern of language use may cause the language of the ethnicity to be shifted due to the switching of Indonesian language in interethnic communication. The purpose of this research is to gain a thorough understanding of the Sundanese language detention in the city of Cianjur, West Java province based on focus and subfocus by using ethnographic methods.The focus of observations based on the classification of five subfocuses, which is the choice of language and the domain of use, the language attitude of the speakers, factors that threaten the existence of Sunda language, the preservation of Sunda language, and the vitality of Sunda The results showed; (1) The domain of the use, the speech between parents and children in Sunda, on Wednesday using Sunda language among employees, the process of marriage in Sunda language except when the Indonesian government, and the process of trading also using Sunda language, (2) Language attitudes, Sunda speakers are positive towards the language, and the government protects the Sunda language based on local laws and regulations, (3) threatening factors, internal factors include weakening Transmission of regional cultural values, regional languages into marginal language (e.g., in the educational curriculum as local content taught only two hours of lessons in a week), lack of awareness of the young generation in preserving the regional language while external factors are modernization and globalization, the existence of foreign language in Indonesia, and cultural domination, (4) Preservation efforts, foster positive attitude, loyalty, pride, awareness of the language norms of Sunda, the use of everyday Sunda language , the presence of inter-generational transmissions, the use of Sunda in public spaces, a deeper loading of the curriculum, the absorption of vocabulary from various languages, cultural festivals and literacy, and (5) The vitality of the Sunda language at age grou} }