@thesis{thesis, author={PERTIWI ERIKA GUSMAYANTI}, title ={KEANEKARAGAMAN JENIS MIKROALGA DI DAM BETUK DESA TAMBANG BARU KABUPATEN MERANGIN SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN TAKSONOMI MONERA DAN PROTISTA}, year={2020}, url={http://repository.unja.ac.id/10784/}, abstract={ABSTRAK Pertiwi, E.G . 2020. Keanekaragaman Jenis Mikroalga di Dam Betuk Desa Tambang Baru Kabupaten Merangin Sebagai Bahan Pengayaan Taksonomi Monera dan Protista: Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Dra. Hj. Harlis M.Si., (II) Dr. Upik Yelianti, M.S Kata Kunci: keanekaragaman, mikroalga, dam betuk desa tambang baru Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis mikroalga di Dam Betuk Desa Tambang Baru serta sebagai bahan pengayaan mata kuliah Taksonomi Monera dan Protista. Penelitian ini dilakukan di Dam Betuk Desa Tambang Baru dan Laboratorium Universitas Jambi dan Universitas Andalas pada bulan Januari-Maret 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan tertentu) lokasi pengambilan sampel terdiri atas 3 stasiun yang dianggap mewakili tipe habitat. Data analisis yang dilakukan meliputi kelimpahan mikroalga, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan dan indeks dominansi. Berdasarkan analisis mikroalga ditemukan 26 jenis mikroalga yang teridentifikasi dan 1 yang belum teridentifikasi. Jenis mikroalga yang teridentifikasi terdiri dari 4 kelas yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Euglenophyceae. Dengan jumlah spesies yang paling banyak ditemukan terdapat pada kelas Chlorophyceae yaitu 11 jenis dan paling sedikit ditemukan terdapat pada kelas Euglenophyceae yaitu 2 jenis. Kelimpahan tertinggi terdapat pada Chlorella pyrenoidosa dengan jumlah 12,15 ind/L yang berasal dari kelas Chlorophyceae . Nilai indeks keanekaragaman mikroalga yaitu pada stasiun I 2,70, stasiun II 2,81 dan stasiun III 2,78 yang tergolong dalam kriteria keanekaragaman sedang yang berarti komunitas mikroalga berada pada kondisi stabil. Sedangkan nilai indeks kemerataan berkisar antara 0,90 hingga 0,96 yang menyatakan indeks kemerataan yang diperoleh tergolong rendah. Dan indeks dominansi yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu pada stasiun I sebesar 0,13, stasiun II sebesar 0,12 dan pada stasiun III sebesar 0,08 dengan jumlah keseluruhan 0,33 dapat diartikan bahwa pada penelitian ini tidak ada spesies yang mendominansi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, disarankan pada peneliti untuk memperhatiakan kondisi lingkungan sekitar pada saat pengambilan sampel mikroalga dan pada masyarakat setempat untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan setempat agar ekosistem tetap terjaga dengan baik.} }