@thesis{thesis, author={PASARIBU ESTER LITA}, title ={ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF TERHADAP MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) SISWA KELAS XI}, year={2019}, url={http://repository.unja.ac.id/8628/}, abstract={ABSTRAK Pasaribu, Ester Lita. 2019. Analisis Proses Berpikir Kreatif Terhadap Masalah Matematika Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau Dari Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas XI: Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing : (I) Dr. Kamid, M.Si (II) Khairul Anwar, S.Pd., M.Pd Kata Kunci : Berpikir kreatif, masalah matematika, tahapan Wallas, Adversity Quotient (AQ) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswadalam menyelesaikan suatu masalah, padahal kemampuan berpikir kreatif harus dimiliki oleh siswa dalam belajar matematika. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat berdasarkan indikator berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), kebaruan (originality), danelaborasi (elaboration). Karakteristik siswa dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa, dalam hal ini siswa yang memiliki AQ tinggi (climber), sedang (camper), danrendah (quitter) dijadikan subjek penelitian.Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis proses berpikir kreatif terhadap masalah matematika berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa kelas XI. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 5 SMA N 4 Kota Jambi yang mempunyai AQ tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, lembar soal pemecahan masalah, pedoman wawancara berpikir kreatif.. Hasil penelitian meanunjukkan bahwa, proses berpikir kreatif SAQcl pada tahap perisapan memiliki motivasi dan semangat yang tinggi sehingga dapat memahami, menyelesaikan serta menyampaikannya dengan lancar, tahap inkubasi subjek melakukan aktivitas merenung dan memberikan coretan penting pada soal, tahap iluminasi mampu memunculkan idek dengan strategi selain cara biasa, tahap verifikasi subjek menguju kebenaran jawaban dengan memeriksa perhitungan kembali. Proses berpikir kreatif SAQcm pada tahap persiapan memiliki daya juang yang cukup untuk dapat memahami dan menjajagi masalah, tahap inkubasi subjek melakukan perenungan akan cara/konsep untuk menyelesaikan masalah, tahap iluminasi hanya dapat memunculkan satu solusi alternatif penyelesaian namun masih kurang lengkap dan benar, tahap verifikasi subjek salah dalam memberikan kesimpulan akhir penyelesaian masalah. Proses berpikir kreatif SAQqt pada tahap perisapan tidak memiliki semangat dan daya juang untuk menyelesaikan setiap permasalahan matematika yang diberikan, sehingga informasi yang didapatkan kurang tepat dan relatif lama, tahap inkubasi subjek melakukan aktivitas perenungan cara/konsep penyelesaian masalah matematika akan tetapi tidak terlalu berarti, tahap iluminasi subjek hanya fokus pada satu konsep dan tidak memiliki keinginan untuk berusaha sehingga pada saat melakukan tahap verifikasi subjek tidak memberikan kesimpulan yang tepat.} }