@thesis{thesis, author={Yuliansyah Deddy}, title ={Pengaruh Relaksasi Napas Dalam terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pasien Gagal Jantung di Poli Jantung RSD Dr. Soebandi Jember}, year={2016}, url={http://repository.unmuhjember.ac.id/879/}, abstract={Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian vena normal. Gagal jantung dapat menunjukkan berbagai tanda dan gejala, diantaranya adalah dipsnea, ortopnea, peningkatan tekanan vena jugularis, penurunan saturasi oksigen dll. Penurunan saturasi oksigen terjadi akibat berkurangnya area transpor oksigen dan karbondioksida karena edema paru dan penurunan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan metode Quasy Experiment dengan melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 responden yang dibagi menjadi kelompok perlakuan 28 responden dan kelompok kontrol 28 responden. Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji mann-whitney dan wilcoxon dengan nilai ? = 0,05. Hasil uji statistik wilcoxon signed ranks test dari 28 responden yang diberikan perlakuan relaksasi napas dalam diperoleh hasil p value 0,000 (? = 0,05). Hasil dari uji statistik mann-whitney test diketahui bahwa dari 56 responden yang diberikan perlakuan relaksasi napas dalam dan yang tidak diberi relaksasi napas dalam diperoleh hasil p value 0,003 (? = 0,05). Relaksasi napas dalam berfungsi untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru dan membuat pasien menjadi relaks. Peningkatan ventilasi akan menambah kadar dan tekanan oksigen dalam alveoli, hal ini dapat meningkatkan pengembangan alveoli dalam paru yang dapat menekan emboli sehingga dapat terjadi pertukaran gas dan oksigen dapat diperfusi oleh jaringan.} }