@thesis{thesis, author={Sholiha Raadliyatush}, title ={KESANTUNAN BERBAHASA DIALOG ANTAR TOKOH DALAM NOVEL LAFAZ CINTA KARYA SINTA YUDISIA}, year={2021}, url={http://repository.unmuhjember.ac.id/9714/}, abstract={Sholiha, Raadliyatush. 2021. Kesantunan Berbahasa Dialog Antar Tokoh Dalam Novel Lafaz Cinta Karya Sinta Yudisia. Skripsi, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember. Pembimbing : (1) DR. Tanzil Huda, M.Pd, (2) Astri Widyaruli Anggraeni, S.S, M.A Kata kunci : Kesantunan Berbahasa, Novel Lafaz cinta karya Sinta Yudisia Sikap berbahasa yang baik dalam bermasyarakat merupakan suatu kunci untuk memperbaiki atau meluruskan tata cara berkomunikasi. Dalam ilmu pragmatik ada yang dikenal dengan istilah kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji dari berbagai prespektif. Dalam kesantunan berbahasa terdapat kaidah- kaidah yang perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi. Kaidah kesantunan berbahasa dikelompokkan menjadi beberapa bagian di antaranya adalah (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim kedermawanan, (3) maksim penghargaan, (4) maksim kesederhanaan, (5) maksim pemufakatan/kecocokan, (6) maksim kesimpatisan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini merupakan kutipan dialog tuturan antar tokoh dalam novel Lafaz Cinta karya Sinta Yudisia yang mengandung kesantunan berbahasa. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dialog antar tokoh yaitu bagaimana bentuk maksim- maksim kesantunan berbahasa dan tingkat kesantunan berbahasa dalam novel Lafaz Cinta karya Sinta Yudisia. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik peningkatan ketekunan. Hasil analisis penelitian menunjukan kajian karya sastra lebih luas khususnya dalam kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa dan tingkat kesantunan berbahasa yang ditemukan pada novel Lafaz cinta karya Sinta Yudisia yait maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim kesimpatian. Sedangkan tingkat kesantunan berbahasa dari setiap maksim di contohkan melalui setiap sikap tokoh dalam novel tersebut. Dalam kesantunan berbahasa terdapat kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi. Kesantunan berbahasa sangat perlu untuk dikaji, karena kegiatan berbahasa tidak luput dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, keterkaitan kesantunan dengan perilaku yang pantas mengisyaratkan bahwa kesantunan bukan hanya berkaitan dengan bahasa, melainkan juga dengan perilaku nonverbal. Sopan santun dalam tuturan atau kesantunan berbahasa setidaknya bukan semata-mata motivasi utama bagi penutur untuk berbicara, melainkan juga merupakan faktor pengatur yang menjaga agar percakapan berlangsung dengan benar} }