@thesis{thesis, author={SA'ADAH Putri Nur'afni}, title ={Pengaruh Pemberian Ekstrak Ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai Antipsoriatic dan terhadap Jumlah Limfosit Jaringan Kulit pada Mencit Model Psoriasis}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/10091/}, abstract={Latar Belakang: Psoriasis merupakan penyakit kronis kulit berupa lesi berbentuk papul dan plak eritema disertai skuama putih yang tebal. Patogenesis psoriasis melibatkan jalur sitokin IL-23/Th-17 yang berkontribusi terhadap aktivasi sel limfosit T dan sitokin proinflamasi. Pengobatan psoriasis menggunakan methotrexate memiliki efek penghambatan sintesis asam nukleat pada sel limfosit T dan keratinosit. Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki potensi antiinflamasi mengandung steroid, flavonoid, alkaloid, dan physalin yang mampu menghambat aktivasi limfosit dan produksi sitokin proinflamasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai antipsoriatic dan terhadap jumlah limfosit jaringan kulit pada mencit model psoriasis. Metode penelitian: Penelitian eksperimental dengan post test with control group design. Tiga puluh lima ekor mencit betina dibagi dalam 7 kelompok. Parameter penelitian ini adalah anti-psoriatic (skor PASI dan Baker?s score) dan jumlah limfosit jaringan kulit mencit. Hasil: Hasil uji Kruskal-Wallis skor PASI dan Baker?s score menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) dan hasil uji One Way ANOVA jumlah limfosit menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05). Ekstrak ciplukan dosis 800 mg/kgBB menunjukkan penurunan terbanyak terhadap skor PASI dan jumlah limfosit, dan dosis 1200 mg/kgBB menunjukkan penurunan terbanyak terhadap Baker?s score. Kesimpulan: Pemberian ekstrak ciplukan (Physalis angulata L.) 800 mg/kgBB memberikan efek yang paling optimal dalam menurunkan jumlah limfosit jaringan kulit yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol perlakuan, sedangkan dosis 1200 mg/kgBB memberikan efek yang paling berpengaruh dalam menurunkan Baker?s score mencit yang berbeda signifikan dengan kelompok kontrol perlakuan.} }