@thesis{thesis, author={PUTRI Larasati Pinanjar}, title ={Pemodelan Struktur Geologi berdasarkan Data Seismik 3D dan Well: Studi Kasus Gjøa Field, North Sea}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/10150/}, abstract={Lapangan Gjøa terletak di Laut Utara Norwegia, dengan luas wilayah penelitian 306,25 km2. Lapangan ini berada pada area Horda Platfrom yang menunjukkan sejarah struktural kompleks akibat multi-phase rifting yang terjadi selama zaman Permian ? Triasik Akhir (fase rifting 1) dan zaman Jurasik (fase rifting 2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian, meliputi stratigrafi, potensi hidrokarbon, model struktur geologi serta evolusi model pengendapan sedimen dan struktur geologi pada daerah penelitian. Objek penelitian terletak pada interval formasi Statfjord dengan fokus penelitian berada di sumur 35/9-2. Data yang digunakan terdiri dari data seismik 3D dan data sumur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis evaluasi formasi, analisis seismik, pemodelan struktur geologi, analisis ketebalan dan rekontruksi palinspatik. Stratigrafi daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Statfjord, terdiri dari litologi Batupasir dan Serpih. Struktur geologi bawah permukaan ditentukan berdasarkan analisis dari data seismik xline berarah Barat ? Timur. Interpretasi data seismik dan log menunjukkan daerah penelitian memiliki struktur sesar-sesar normal yang berarah Utara ? Selatan dan Timur Laut ? Barat Daya sebagai produk dari multi-phase rifting pada zaman Triasik hingga Jurasik. Berdasarkan hasil analisis palinspatik didapatkan nilai strain pada zaman Triasik Akhir (Statfjord Group) yakni 5,59%, Jurasik Awal (Dunlin Group) 3,92%, Jurasik Tengah (Brent Group) 3,72%, Jurasik Akhir (Viking Group) 2,75%, Kapur Awal (Cromer Knoll Group) 0,13%, Kapur Akhir (Shetland Group) 0,10%, Tersier (Hordaland Group) 0,09% serta Tersier Akhir ? Kuarter (Nordland Group) 0,06%. Berdasarkan hasil analisis strain tersebut diinterpretasikan pada zaman Triasik Akhir merupakan aktifitas rifting dengan fasa pemanjangan yang paling signifikan. Kemudian nilai strain yang rendah diinterpretasikan sebagai efek dari proses thermal subsidence.} }