@thesis{thesis, author={ANJASMARA Galuh Putri}, title ={Kompetisi Dua Spesies Lebah Madu (Apis cerana dan Apis mellifera) Introduksi pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/10749/}, abstract={Penyerbukan pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan penyerbukan bersifat sendiri dan penyerbukan silang dengan bantuan serangga penyerbuk. Pada beberapa waktu terakhir daerah dengan iklim tropis seperti Indonesia mengalami ancaman absconding, yaitu proses dimana seluruh anggota koloni lebah penyerbuk meninggalkan sarang karena penurunan pada kualitas lingkungan. Introduksi lebah penyerbuk disarankan untuk dilakukan sebagai upaya meningkatkan diversifikasi yang nantinya akan berdampak pada kemampuan lebah penyerbuk merespon perubahan cuaca yang mengakibatkan menurunnya kelimpahan koloni. Apis cerana dan Apis mellifera dipilih sebagai agen penyerbuk introduksi karena beberapa keunggulan seperti daya tahan hidup yang tinggi, banyak dikembangkan sehingga mudah ditemukan, sumber pakan beragam, dan ukuran pollen base yang besar. Introduksi yang dilakukan tentunya menimbulkan interaksi berupa kompetisi antarspesies lebah penyerbuk dan tentunya berdampak pada hasil penyerbukan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengkaji bagaimana kompetisi yang terjadi antar spesies lebah madu yang diintroduksikan pada tanaman pertanian yang sama (cabai) dan menentukan lebah yang paling cocok untuk diintroduksikan pada tanaman pertanian tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Petakan yang digunakan sebanyak empat dengan setiap petakannya berisi 90 tanaman cabai dan diberi perlakuan dari koloni spesies yang berbeda serta kombinasinya. Seperti 1 petak dengan A. cerana, 1 petak A. mellifera, 1 petak kombinasi antara A. cerana dan A. mellifera, 1 petak kontrol. Pengamatan dilakukan pada tiga waktu berbeda yaitu pagi, siang, dan sore selama 30 menit disetiap waktunya. Ulangan waktu yang digunakan sebanyak 10 kali dengan interval empat hari sekali. Variabelnya terdiri dari variabel terikat berupa aktivitas kunjungan serta efektivitas penyerbukan dan variabel bebas berupa kedua spesies introduksi dan waktu pengamatan. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut LSD dengan SPSS (p 0,05-0,01), kemudian uji korelasi pearson, dan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan dan uji analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa aktivitas kunjungan tertinggi terjadi pada siang hari dengan perlakuan kombinasi yaitu sebanyak 105 kunjungan dengan durasi 663,7 detik. Kemudian foraging rate tertinggi adalah pada perlakuan kombinasi yaitu sebesar 8,10 ± 1,20 kunjungan/menit dengan handling time rata-rata 6,79 ± 0,63 detik. Total kunjungan terlama adalah perlakuan kombinasi yaitu selama 24,05 ± 176,61 menit. Aktivitas kunjungan dari perlakuan kontrol, A. cerana, A. mellifera, dan kombinasi berdasarkan uji ANOVA adalah berbeda nyata dan berdasarkan uji lanjut LSD diketahui perlakuan kontrol berbeda nyata (p<0,05) dengan A. cerana, A. mellifera, dan kombinasi sedangkan aktivitas kunjungan A. cerana, A. mellifera dan kombinasi tidak berbeda nyata (p>0,05). Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang memepengaruhi aktivitas kunjungan serangga penyerbuk, sehingga berdasarkan uji korelasi pearson antara aktivitas kunjungan dengan faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya didapatkan hasil bahwa suhu dan intensitas cahaya berkorelasi positif sedangkan kelembaban berkorelasi negatif. Adanya aktivitas kunjungan dari serangga penyerbuk pada pertanaman cabai, tentunya akan membantu terjadinya proses penyerbukan dan proses terbentuknya buah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui fruit set tertinggi adalah pada perlakuan kombinasi yaitu sebesar 35,05% dan terendah adalah pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 36,71%. Beberapa parameter efektivitas penyerbukan lain seperti jumlah buah perpohon, berat buah, jumlah biji, diameter buah, dan panjang buah juga menunjukkan hasil bahwa perlakuan kombinasi memiliki nilai rata-rata tertinggi sedangkan kontrol adalah yang terendah. Perlakuan kombinasi adalah perlakuan yang menggabungkan dua koloni spesies serangga penyerbuk berbeda pada satu lokasi yang sama dengan jumlah sumberdaya yang terbatas dengan tujuan mengetahui kompetisi yang terjadi diantara keduanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terjadi kompetisi antara serangga penyerbuk dari spesies yang berbeda. Kompetisi dapat diketahui berdasarkan data perbandingan kunjungan antara perlakuan tunggal dengan perlakuan kombinasi serta beberapa pengamatan langsung dilapangan. Diketahui serangga penyerbuk A. mellifera lebih mendominasi atau memenangkan kompetisi dibandingkan dengan serangga penyerbuk A. cerana berdasarkan uji analisis varian membandingkan antara kunjungan tunggal dan kombinasi dimana A. cerana adalah berbeda nyata (p<0,05) sebanyak 181,6 ± 40,13 individu dan 107,5 ± 11,46 individu sedangkan A. mellifera adalah tidak berbeda nyata (p>0,05) yaitu sebanyak 206,22 ± 48,83 individu dan 130 ± 17,94 individu serta berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui A. mellifera lebih agresif ketika terjadi perebu} }