@thesis{thesis, author={SUSILOWATI Yeti}, title ={Inovasi Pelayanan Publik Pada Pelayanan Kesehatan Melalui Program Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II Kabupaten Kebumen}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/12183/}, abstract={Penelitian ini berjudul Inovasi Pelayanan Publik Pada Pelayanan Kesehatan Melalui Program Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II Kabupaten Kebumen. Inovasi ini dibentuk sebagai usaha menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam menekan angka kematian ibu hamil dan anak, inovasi tersebut dibentuk pada tahun 2018 yang di latar belakangi oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 serta yang terbaru pada tahun 2019 di dukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019. Inovasi merupakan sebuah ide atau gagasan, praktik atau objek yang dianggap suatu hal yang baru baik oleh individu, kelompok atau unit lain untuk diadopsi dan dalam penelitian ini proses inovasi program tersebut menggunakan atribut inovasi menurut Rogers (1983) yang terdiri atas keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, dan observabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif, pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Informan dari penelitian ini adalah Tim Program Inovasi Sakina Peling, Pedagang Sayur Keliling dan Ibu Hamil serta Ibu dengan Bayi. Pengumpulan data melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum Inovasi Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II berjalan sesuai dengan tujuanya dan mampu menekan angka kematian ibu hamil dan anak. Program ini sudah mampu mendatangkan keuntungan dari segi kepuasan masyarakat, prestasi sosial, dan citra, selain itu program ini cocok diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Buluspesantren II dan memiliki nilai yang sejalan dengan visi misi puskesmas sehinggga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Inovasi Sakina Peling pada penerapanya mudah dipahami oleh pedagang sayur keliling maupun masyarakat, namun inovasi ini masih memiliki hambatan yaitu, dari segi anggaran masih bertumpu pada anggaran mandiri puskesmas, serta pandemi covid-19 sehingga kegiatan yang berupa pertemuan sulit dilakukan.} }