@thesis{thesis, author={SUKRANINGRUM Ari}, title ={Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Tersier Model Kolaborasi di Kabupaten Banyumas}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/12225/}, abstract={Pengelolaan jaringan utama yang dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah sesuai kewenangannya sudah cukup baik; keadaan ini ditandai dengan adanya pengaliran air dari bendung yang sudah sampai pada bangunan sadap akhir yaitu bangunan sadap yang berada paling hilir jaringan irigasi utama tersebut, sementara di lahan persawahan masih banyak lahan yang kekurangan air hal ini disebabkan karena pengelolaan air irigasi di jaringan tersier yang menjadi hak dan tanggungjawab petani/P3A yang masih bermasalah, dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Karena itulah penelitian yang berjudul Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Tersier Model Kolaborasi Di Kabupaten Banyumas bertujuan untuk menganalisis/menelaah efektivitas pengelolaan jaringan irigasi tersier model kolaborasi di Kabupaten Banyumas. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif, dengan sasaran penelitian yaitu anggota P3A, perwakilan pemerintah desa dan juga dinas terkait (DPU). Metode analisis yang digunakan yaitu analisis interaktif. Hasil penelitian diketahui Pengelolaan jaringan irigasi tersier selama ini dinilai belum efektif, dengan melihat masih banyaknya kebocoran dan kerusakan sehingga mempengaruhi kelancaran air ke petak pertanian. Kenyataan ini menjadi indikasi kolaborasi diantara pihak terkait belum berjalan sebagaimana mestinya. Dilihat dari aspek dialog, ternyata masih minimnya koordinasi diantara pihak terkait, dialog hanya sebatas penyampaian masalah yang disampaikan oleh P3A ke pihak pemerintah desa dan dinas. Namun, belum mampu menyelesaikan masalah karena terkait dnegan tindak lanjut dari dialog tersebut yang berhenti pada masalah anggaran. Aspek partisipasi untuk berbagai pihak dalam proses kolaborasi mengalami hal yang sama, yaitu belum optimal. Partisiapsi dalam lingkup P3A masih sebatas perbaikan jaringan irigasi dalam skala kecil, untuk skala sedang dan besar terkendala dana. Sementara itu untuk pemerintah desa, perannya masih sebatas mengusulkan kepada dinas. Partisipasi dinas selama ini masih sebatas pada perbaikan dalam skala sedang, karena anggaran untuk rehabilitasi irigasi masih kecil dan harus dibagi dalam banyak wilayah kerja. Kolaborasi untuk aspek konsensus atau keputusan, selama ini masih sebatas berperan pada tugas sesuai kewenangan yang dimiliki masing-masing. Artinya P3A fokus pada pemelihaaran jaringan irigasi tersier, pemerintah desa dan dinas melakukan pendampingan dan bantuan teknis. Namun demikian kendala utama dalam hal pengelolaan untuk menjalankan peran tersebut masih terkendala dana/anggaran.} }