@thesis{thesis, author={SABILA Ulfah}, title ={Inisiasi Tunas Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana) pada Beberapa Konsentrasi Benzyl Amino Purine (BAP) dan Air Kelapa Secara In Vitro}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/12325/}, abstract={Stevia merupakan tanaman pemanis pengganti tebu yang memiliki tingkat kemanisan 300 kali kemanisan gula tebu dengan kandungan nol kalori. Budidaya stevia massal secara konvensional diketahui tidak efisien sebab viabilitasnya rendah dan tumbuh optimal hanya di dataran tinggi. Oleh karena itu, stevia dibudidayakan melalui kultur jaringan. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pemberian BAP pada media MS dengan konsentrasi 0 mg/l, 0,4 mg/l, 0,8 mg/l, 1,2 mg/l terhadap inisiasi tunas tanaman stevia, (2) pengaruh pemberian air kelapa pada media MS dengan konsentrasi 0 ml/l, 2,5 ml/l, 8 ml/l, 25 ml/l terhadap inisiasi tunas tanaman stevia, (3) kombinasi perlakuan yang tepat terhadap inisiasi tunas tanaman stevia. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS), Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang diulang tiga kali. Perlakuan yang dicoba terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 0 mg/l, 0,4 mg/l, 0,8 mg/l, dan 1,2 mg/l. Faktor kedua adalah konsentrasi air kelapa yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 0 ml/l, 2,5 ml/l, 8 ml/l, dan 25 ml/l. Variabel pengamatan terdiri dari umur pertumbuhan eksplan (hsk), tinggi tunas (cm), jumlah tunas, umur muncul daun (hsk), jumlah daun (helai), umur muncul akar (hsk), jumlah akar, panjang akar (cm), bobot basah (g) dan bobot kering tanaman (g). Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) pada taraf kesalahan 5% dan bila F hitung menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Duncant?s Multiple Range Test (DMRT) untuk membandingkan pengaruh antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Penambahan BAP dengan konsentrasi 0,4 mg/l mampu mengoptimalkan jumlah tunas sebanyak 7,50 tunas dan memberikan umur muncul daun yang cepat, yaitu pada 3,50 hsk. Namun, tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar tidak mampu memberikan hasil optimal seiring kenaikan konsentrasi BAP. 2. Penambahan air kelapa tidak menyebabkan adanya variasi pada inisiasi tunas tanaman stevia. 3. Ada interaksi antara BAP dan air kelapa pada umur pertumbuhan eksplan yang ditunjukkan oleh saling ketergantungan antara konsentrasi BAP dan air kelapa. BAP dengan konsentrasi 0 mg/l dan 0,4 mg/l memberikan umur pertumbuhan eksplan yang cepat pada air kelapa dengan konsentrasi 2,5 ml/l, yaitu pada 4 dan 10 hsk. Sementara itu, BAP dengan konsentrasi 0,8 mg/l dan 1,2 mg/l memberikan umur pertumbuhan eksplan yang cepat pada air kelapa dengan konsentrasi 8 ml/l, yaitu pada 4 dan 12 hsk.} }