@thesis{thesis, author={AMALIA Fika}, title ={Geologi dan Magmatisme Batuan Basalt Daerah Kaliwedi dan Sekitarnya, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah}, year={2021}, url={http://repository.unsoed.ac.id/12463/}, abstract={Keberadaan jalur subduksi memiliki karakteristik magmatisme dan vulkanisme yang berbeda. Karakteristik yang khas tersebut akan tercermin pada gunungapi, seri magma, jenis batuan, dan karakteristik kimia batuan beku yang khas. Di Daerah Jawa Tengah terutama pada fisiografi Serayu cukup banyak ditemukan lava basal berumur Eosen hingga Miosen (Fadlin, 2018). Lokasi penelitian yang berada di Kaliwedi, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas merupakan pegunungan Serayu selatan, dipilih atas dasar untuk mengetahui produk hasil gunung api berupa lava basalt berstruktur pillow lava. Berdasarkan fenomena geologi serta karakter lava basalt yang dapat terbentuk pada berbagai macam posisi tektonik menjadikan lava basalt menarik untuk diteliti. Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data geologi berupa data petrologi dan data geokimia lava basal dari daerah penelitian. Metode yang digunakan untuk mengkaji karakteristik geokimia adalah X-Ray fluorescence (XRF) spektometri untuk mengetahui unsur utama batuan. Penggunaan unsur utama ini ialah untuk membahas jenis batuan, seri magma, dan tatanan tektonik yang bekerja pada saat pembentukan lava basalt yang dilakukan pada enam sampel lava basalt. Dari hasil pemrosesan data geokimia unsur utama lava basalt terdapat unsur utama SiO2 berkisar 48.39% - 50.66%, unsur utama CaO (11.01% - 11.55%) memiliki rata-rata lebih besar dibandingkan unsur utama Na2O+K2O (2.52% - 2.98%), dan usur utama Al2O3 berkisar 16.34% - 17.37%, sehingga dari komposisi tersebut seri magma daerah penelitian merupakan seri magma Tholeiitic (Williams, dkk., 1982 ; Winter, 1989). Magmatisme Kaliwedi terbentuk dari tatanan tektonik Active Continental Margin (ACM) dengan karakteristik pada keenam sampel lava basalt unsur utama FeO/MgO memiliki nilai 1.4-2.3 (wt%) menunjukan tatanan tektonik pada daerah penelitian berupa tepi benua atau continental arc (Miyashiro, 1974). Kemudian nilai TiO2 keenam sampel lava basalt berkisar antara 0.83-0.94 (wt%) yang berarti nilai TiO2 <1.25% sehingga dapat dihubungkan dengan zona subduksi (Wilson, 1989).} }