@thesis{thesis, author={ASTUTI DIAN PERMATASARI DWI and Idris Yakni and Saggaff Anis}, title ={PRILAKU SAMBUNGAN PADA RANGKA ATAP COLD-FORMED STEEL MENGGUNAKAN RECTANGULAR HOLLOWSECTION BERDASARKAN AISI 2007.}, year={2011}, url={http://repository.unsri.ac.id/101175/}, abstract={Baja ringan ( cold formed) sebagai struktur rangka atap sudah cukup popular pada saat ini. Namun Indonesia belum memiliki peraturan perencanaan untuk cold formed Steel ( baja ringan ) yang menjadi material utama dalam perencanaan struktur rangka atap baja ringan. Hal ini menyebabkan sebagian besar desain untuk struktur rangka atap baja ringan mengacu pada standar Amerika yaitu AISI ( American Iron and Steel Inslitute ). Sama seperti material konstruksi yang lain, baja ringan juga memiliki kelebihan dan memiliki kekurangan. Salah satu kelemahan dari konstruksi baja ringan ini adalah baja ringan hanya didesain untuk bentang tertentu yaitu bentang kecil ( 6m -8 m ), bentang menengah ( 8m - lOm ), bentang besar ( lOm - 12m ). Sedangkan untuk bentang lebih dari 12 m ( bentang khusus ) dibutuhkan detail perhitungan yang lebih rinci. Hal ini dikarenakan material baja ringan yang cukup tipis sehingga untuk bentang panjang, penampang baja ringan ini mudah mengalami kegagalan struktur. Kegagalan struktur ini bisa terjadi pada sambungan dan penampang batang baja ringan. Pembebanan yang diberikan pada struktur rangka atap baja ringan bentang khusus ( lebih dari 12 m ) dengan panjang batang yang relatif panjang bisa menyebabkan terjadinya ketidak amanan pada struktur. Hal ini dikarenakan gaya batang yang terjadi melebihi batas layan dari material baja ringan. Kegagalan untuk penampang baja ringan, kemungkinan besar terjadi pada batang-batang atas. Batangbatang atas merupakan batang-batang yang mengalami gaya tekan dan batang diagonal yg menerima gaya tekan. Hal ini sangat berpengaruh mengingat baja lemah terhadap gaya tekan sehingga perhitungan terhadap tekuk ( Buckling ) harus diperhitungkan. Sedangkan untuk keruntuhan pada sambungan terjadi pada sambungan antara batang atas dan bawah, batang-batang bawah, serta batang-batang yang menerima gaya-gaya tarik. Untuk keruntuhan penampang tidak perlu dilakukan detail perhitungan karena semua baja kuat menerima gaya tarik hingga mencapai kuat nominalnya. Namun untuk batang-batang gaya tarik harus lebih diperhatikan pada detail sambungannya. Sambungan didesain untuk menahan gaya geser yang disebabkan gaya-gaya tarik. Kata kunci : baja ringan, rangka atap, AISI 2007} }