@thesis{thesis, author={HUSIN SADAM and Priyanto Langgeng}, title ={HUBUNGAN KONSENTRASI HORMON PROGESTERON TERHADAP KEJADIAN OVULASI TERTUNDA PADA SAPI SIMMENTAL CROSSBREED}, year={2023}, url={http://repository.unsri.ac.id/102073/}, abstract={Kasus ovulasi tertunda atau (estrus yang panjang) pada sapi persilangan yang disebabkan terutama oleh peningkatan kadar progesteron plasma yang disebut progesteron suprabasal pada kadar 0,30-0,35ng/ml yang mengakibatkan penurunan luteinizing hormone (LH) preovulatory yang menyebabkan masa estrus yang panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi hormon progesteron terhadap kasus kejadian ovulasi tertunda pada sapi Simmental crossbreed. Sampel yang digunakan adalah 3 ekor sapi persilangan Simmental yang terdiagnosis kasus ovulasi tertunda milik peternak di kabupaten OKU Timur. Intensitas estrus diamati selama estrus sampai akhir estrus dengan melihat perkembangan folikel dengan USG (ultrasonografi). Konsentrasi hormon progesteron dianalisa dengan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) pada saat estrus berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan kadar progesteron pada sapi Simmental crossbreed mulai dari hari ke-2 sebelum estrus sampai hari ke-6 setelah estrus pertama (hari ke-0) berturut-turut: 20,71; 16,65; 9,16; 4,24; 0,69; 5,77; 10,73; 13,89 dan 18,07 ng/ml. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sapi Simmental crossbreed yang mengalami ovulasi tertunda menyebabkan estrus yang panjang selama 3 hari dan menunjukkan kadar progesteron berturut turut sebesar 9,16; 4,24 dan 0,69 ng/ml. Tingginya kadar progesteron pada fase estrus menyebabkan ternak mengalami ovulasi tertunda. Terjadinya ovulasi pada sapi yang mengalami kasus ovulasi tertunda yakni dihari terakhir fase estrus. Hal ini dicirikan dengan rendahnya konsentrasi hormon progesteron sebesar 0,69 ng/ml yang mengindikasikan terjadinya ovulasi dan gambaran dari USG.} }