@thesis{thesis, author={DAMAIANTI SEPTIA and Juliana Imroatul Chalimah and Sarino Sarino}, title ={ANALISIS GERUSAN SUNGAI DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN (UJI MODEL HIDRAULIKA DI LABORATORIUM)}, year={2011}, url={http://repository.unsri.ac.id/99567/}, abstract={Sungai sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang makin lama makin komplek, mulai dari transportasi, sumber air baku, sumber tenaga listrik dan sebagainya. Gerusan (,scouring) merupakan suatu proses alamiah yang terjadi di sungai sebagai akibat pengaruh morfologi sungai atau adanya bangunan air ( hydraulic structur). Bangunan seperti abutmen dapat merubah pola aliran, sehingga secara umum dapat menyebabkan terjadinya gerusan lokal. Penelitian gerusan di sekitar abutmen dilakukan di Laboratorium Hidraulika Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Inderalaya dengan menggunakan alat flume dengan panjang 14 m, tinggi 0,60 m dan lebar 0,30 m dengan kondisi debit yang bervariasi. Penelitian tentang pola gerusan di sekitar abutmen dengan berbagai debit aliran dilakukan untuk mempelajari pengaruh debit dan kedalaman aliran terhadap pola gerusan dan besarnya kedalaman gerusan yang terjadi. Model abutmen adalah dengan panjang (La) = 0,10 m, lebar = 0,30 m dan tinggi = 0,40 m. Penelitian menggunakan 3 debit aliran dengan debit aliran masing-masing 4,32 lt/dtk; 4,185 lt/dtk; dan 4,05 lt/dtk. Material yang digunakan berupa pasir dengan nilai dso = 0,49 mm. Model diuji selama 30 menit untuk setiap kali running. Penelitian ini dilakukan dengan kondisi aliran clear water scour. Hasil penelitian menunjukan gerusan maksimum terjadi pada awal di letakkannya pasir bagian hilir abutmen. Nilai kedalaman gerusan maksimum di sekitar abutmen type A dengan debit aliran 4,32 lt/dtk; 4,185 lt/dtk; dan 4,05 lt/dtk berdasarkan uji laboratorium adalah 0,3 m, sedangkan di sekitar abutmen type B dengan debit yang sama adalah 0,2 m. Kedalaman aliran berpengaruh terhadap kedalaman gerusan, semakin bertambah kedalaman aliran maka gerusan yang terjadi semakin kecil. Pola gerusan yang terjadi di semua abutmen dengan berbagai kedalaman aliran relatif sama meskipun dengan lebar dan kedalaman gerusan yang berbeda} }