@thesis{thesis, author={ANTONY ANTONY and Tanzil Gunawan}, title ={STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BATU APUNG SEBAGAI MATERIAL PENGHASIL BETON RINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN PERAWATAN}, year={2008}, url={http://repository.unsri.ac.id/99605/}, abstract={Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai sampai saat ini. Dalam penggunaannya, material beton sebagai bagian dari struktur bangunan memiliki beberapa kekurangan, diantaranya berat sendiri dari beton yang sangat besar dibandingkan berat total yang harus dipikul beton sehingga pengurangan berat sendiri beton adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Usaha untuk menghasilkan beton ringan terus dilakukan, salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan agregat ringan untuk menggantikan agregat yang biasa dipakai untuk membuat beton normal. Salah satu agregat ringan yang dapat dipakai untuk menghasilkan beton ringan adalah batu apung. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara kuat tekan beton normal dan beton beragregat batu apung dengan dua faktor w/c, yaitu w/c = 0,65 dan w/c = 0,5. Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel berbentuk kubus (15cm x 15 cm x 15 cm), dengan jumlah sampel sebanyak 48 buah, yang terdiri dari 3 sampel untuk setiap variasi umur (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari). Setelah beton dikeluarkan dari cetakan, dilakukan perawatan dengan direndam dalam air (water curing). Metode perancangan campuran (mix design) yang digunakan adalah metode ACI. Pasir yang digunakan berasal dari Tanjung Raja (OI), batu pecah berasal dari Lahat, sedangkan batu apung yang digunakan berasal dari pantai Kalianda Lampung. Untuk semennya digunakan semen Baturaja. Dari hasil penelitian didapatkan hasil untuk beton beragregat batu apung dengan faktor air semen w/c = 0,65 dengan perawatan kuat tekannya lebih rendah 51,903% daripada beton normal dengan faktor air semen w/c = 0,65 dengan perawatan. Sedangkan untuk beton beragregat batu apung dengan faktor air semen w/c = 0,5 dengan perawatan kuat tekannya lebih rendah 45,039% daripada beton normal dengan faktor air semen w/c = 0,5 dengan perawatan. Beton beragregat batu apung dapat digunakan untuk konstruksi ringan, dengan karakteristik K175.} }