@thesis{thesis, author={Eko Arief and Shofa and SOFIYUL }, title ={ANALISIS PRODUKSI MINYAK GORENG BERBAHAN ASAL LARVA SERANGGA PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH}, year={2020}, url={https://repository.unugiri.ac.id/id/eprint/1049/}, abstract={Produksi merupakan kegiatan atau proses yang menghasilkan dan menambah nilai guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam prosesnya produksi perlu dikelola dengan baik, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pemantauan terhadap kinerja yang dilakukan. Produksi telah dianjurkan dalam Islam dengan aturan yang berlaku salah satunya adalah dilarang memproduksi benda najis atau menjijikan seperti larva serangga. Namun terdapat larva serangga yang dikonsumsi dalam bentuk olahan minyak goreng. Kandungan dalam produk minyak goreng larva serangga yang telah jadi dianggap mengandung manfaat untuk dikonsumsi. Penelitian ini terdapat dua hal yang menjadi permasalahan. Pertama, bagaimana proses produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga. Kedua, bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan pertama penelitian ini adalah mengetahui proses produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga. Kedua adalah mengetahui produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga perspektif hukum ekonomi syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan library research dengan fokus meneliti tentang produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga perspektif hukum ekonomi syariah. Sumber datanya meliputi data primer yaitu kitab Al- Mughni ?ala Sharh{i Al-Kabi>r dan al-Fiqh ?Ala> Mad}a>hib al-Arba?ah, jurnal, surat kabar dan buku yang membahas tentang Istih{a>lah. Sedangkan data sekundernya diperoleh dari sumber pendukung yang relevan. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah proses produksi minyak goreng berbahan asal larva serangga itu dimulai dari pengumpulan ulat serangga dari jenis mealworm kemudian dipanaskan dibawah terik matahari kurang lebih selama 30 hari, setelah itu ulat tersebut di sentrifugasi untuk diambil sarinya dan zat yang terkandung yang tidak dibutuhkan akan dibuang, dari sari itu di filter kemudian dikemas dalam bentuk minyak goreng yang siap untuk dikonsumsi. Menurut tinjauan hukum Islam yaitu minyak goreng yang berasal dari larva serangga itu masuk dalam kategori ulat yang dimatikan hukumnya najis dan haram digunakan karena tidak termasuk bangkai yang dihalalkan yaitu bangkai ikan, belalang. Hal yang menjadikan minyak tersebut ini najis adalah termasuk dalam kategori tad{ammukh bi al-naja>sah (mengotori makanan dengan najis) karena ulat yang sudah mati itu dihukumi bangkai dan bangkai itu najis sehingga haram untuk dikonsumsi.} }